Tampilkan postingan dengan label AMERIKA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label AMERIKA. Tampilkan semua postingan

Rabu, 15 April 2020

PT KONTAK PERKASA || Bursa Hong Kong Sedikit Menguat pada Pembukaan


PT KONTAKPERKASA FUTURES BALI 15/04/2020 - Saham Hong Kong dibuka sedikit lebih tinggi pada hari Rabu setelah rebound semalam di Wall Street, didorong oleh tanda-tanda menggembirakan bahwa kasus baru virus coronavirus AS sedang menurun.
Indeks Hang Seng naik tipis 0,26 persen, atau 64,46 poin, ke level 24.499,86.
Indeks Shanghai Composite datar di level 2,826.66 sedangkan Indeks Shenzhen Composite di bursa kedua China hampir tidak bergerak berada di level 1.745,05.(Arl)
Sumber : AFP

Rabu, 08 Januari 2020

PT KONTAK PERKASA || Emas Melonjak Di Atas $ 1.600 Setelah Iran Menyerang Dua Pangkalan Udara



PT KONTAKPERKASA FUTURES BALI 08/01/2020 - Emas melonjak di atas $ 1.600 per ons ke level tertinggi dalam lebih dari enam tahun terakhir setelah Iran menyerang dua pangkalan udara AS-Irak dalam pembalasan pertamanya terhadap AS setelah pembunuhan seorang jenderal topnya pada pekan lalu.
Spot bullion naik sebanyak 2,4% ke level $ 1.611,42 per ons, level tertinggi sejak 2013, dan diperdagangkan di level $ 1.609,28 pada pukul 8:32 pagi di Singapura.
Iran menembakkan serangkaian roket ke dua pangkalan udara AS-Irak pada Rabu pagi waktu Baghdad, kata Pentagon. Korps Pengawal Revolusi Islam sebelumnya mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, yang Pentagon katakan diluncurkan dari Iran dan menargetkan pangkalan Ayn al-Asad di Irak barat dan fasilitas lain di Erbil. Tidak segera jelas apakah ada kerusakan besar atau korban jiwa dari serangan tersebut.
Bullion mengalami awal yang sangat buruk di tahun baru, membangun kenaikan 18% di tahun 2019 yang merupakan kenaikan tahunan terbesar sejak 2010. Meningkatnya permintaan akan aset haven, kebijakan moneter yang lebih mudah oleh bank sentral, dan melambatnya pertumbuhan global adalah beberapa pendorong emas , bahkan ketika ekuitas melonjak ke rekor tertinggi. Sentimen risiko kini telah diatasi karena meningkatnya dampak dari pembunuhan Soleimani. (knc)
Sumber : Bloomberg

Rabu, 10 Juli 2019

Kontak Perkasa Futures - Donald Trump Marah ke India, Perang Dagang Jilid II Terjadi?


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 10/07/2019 - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, Selasa (9/7/2019) mengatakan AS perlu melawan India di bidang perdagangan. Masalahnya mirip seperti situasi awal perang dagang AS dengan China.

Melalui akun Twitternya, Trump mengatakan pengenaan tarif produk impor AS oleh India tidak lagi dapat diterima. Akankah perang dagang terjadi lagi?
"India telah lama memiliki ruang untuk menerapkan bea masuk pada produk-produk Amerika. Ini tidak lagi bisa diterima!" cuit Trump.

KONTAK PERKASA FUTURES
Sebelumnya awal tahun ini, Trump telah mengancam mencabut hak istimewa India dalam perdagangan. Ketentuan itu membebaskan India untuk membayar bea masuk senilai miliaran dolar saat mengekspor produknya ke AS.
"Saya telah menentukan bahwa India belum meyakinkan Amerika Serikat (AS) bahwa mereka akan memberikan akses yang adil dan masuk akal ke pasarnya," kata Trump. 

Mengutip CNBC International, India menerapkan tarif impor berbagai produk AS, seperti sepeda motor Harley-Davidson hingga buah apel yang ditanam di AS.

Pada 5 Juni 2019, Trump mengumumkan telah mencabut pemberian fasilitas pengurangan/pembebasan bea masuk atau Generalized System of Preferences (GSP) bagi India. Pemberian GSP sebelumnya membuat berbagai produk dari India yang nilainya US$5,6 miliar, dapat masuk ke AS tanpa dikenai bea impor.

Langkah ini langsung dibalas oleh India yang mengenakan bea impor yang lebih tinggi terhadap 28 produk asal AS. Produk yang masuk dalam daftar berupa kacang almond, apel, dan kacang walnut.

Kritik terbaru yang dilayangkan Trump itu disampaikan di tengah membaiknya hubungan dagang antara AS dengan China. Akhir bulan lalu kedua pemimpin ekonomi terbesar dunia ini telah sepakat untuk menunda kenaikan tarif pada berbagai produk China. Bahkan, saat ini AS-China telah mulai melanjutkan pembicaraan dagang.

Kedutaan Besar India di Washington, D.C., belum menanggapi permintaan CNBC untuk memberikan komentar.

KONTAK PERKASA FUTURES
Indeks saham iShares MSCI India ETF turun lebih dari 1% di perdagangan premarket, setelah Trump berkicau di Twitter. Namun, indeks saham ini kemudian pulih dan diperdagangkan flat.

Smber : cnbcnews

Jumat, 05 Juli 2019

PT KONTAK PERKASA - Gairah Investor Mulai Reda, Harga Emas Seakan Tak Bergerak


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 05/07/2019 - Akibat saling tarik sentimen, pergerakan harga emas masih sangat terbatas. Harapan damai dagang Amerika Serikat (AS)-China dan penurunan suku bunga acuan bank sentral AS, Federal Reserve menjadi sentimen utama yang menarik harga emas ke dua arah.
Baca:

Pada perdagangan hari Jumat (5/7/2019) pukul 09:45 WIB, harga emas kontrak pengiriman Agustus di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) naik tipis 0,01% ke level US$ 1.421/troy ounce, setelah ditutup stagnan kemarin.

Sementara harga emas di pasar spot naik 0,24% menjadi US$ 1.418,58/troy ounce, setelah turun 0,24% sehari sebelumnya.




Salah satu yang membuat pelaku pasar tak lagi gencar memburu emas adalah perkembangan yang positif terkait perang dagang Amerika Serikat (AS)-China.

Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow mengatakan bahwa perwakilan kedua negara (AS dan China) tengah merencanakan sebuah perundingan baru.

"Dialog (dengan China) akan berlanjut pada pekan depan," ujar Kudlow, dikutip dari Reuters.

Seorang pejabat dari Kantor Perwakilan Dagang AS (US Trade Representative) belakangan menyebut bahwa dialog tersebut akan melibatkan pejabat tingkat tinggi dan dilakukan melalui sambungan telepon.

Lebih lanjut, Kudlow juga menyebut akan ada dialog lanjutan yang kemungkinan dilakukan dengan tatap muka.

"Saya tak tahu tepatnya kapan. Mereka (delegasi kedua negara) berbicara melalui sambungan telepon. Mereka akan berbicara lagi pada pekan depan melalui sambungan telepon dan mereka akan merencanakan pertemuan tatap muka," kata Kudlow.

Ada kemungkinan rangkaian dialog yang akan dilakukan AS-China ke depan bisa menghasilkan kesepakatan damai dagang.

Atas optimisme tersebut, pelaku pasar mulai bisa sedikit berani untuk agresif dalam berinvestasi. Emas yang biasanya dipilih saat main aman pun tak lagi diborong.

Investor Masih Galau, Harga Emas Seakan Tak BergerakFoto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell

Namun perlu dicatat bahwa investor tidak serta merta meninggalkan emas. Pasalnya masih ada harapan yang besar akan penurunan suku bunga acuan bank sentral AS, The Fed.

Perlu diketahui bahwa akhir bulan Juli, komite pengambil kebijakan (FOMC) The Fed akan kembali menggelar rapat bulanan. Dalam rapat setiap rapat, The Fed biasanya akan mengumumkan kebijakan suku bunga. Bisa ditahan, naik, atau diturunkan.

Mengutip CME Fedwatch, Jumat (5/7/2019), probabilitas The Fed menurunkan suku bunga 25 basis poin di rapat bulan Juli mencapai 72,4%. Ada pula 27,6% kemungkinan suku bunga acuan dipangkas hingga 50 basis poin.

Sementara kemungkinan suku bunga acuan ditahan di kisaran 2,25-2,5% tidak ada sama sekali alias 0%.

Kala suku bunga acuan The Fed turun, maka pasar akan kebanjiran likuiditas dolar. Dolar melimpah ruah karena fasilitas kredit jadi lebih mudah. Dolar tak lagi disimpan dalam kandang dan bertebaran di mana-mana.

Dengan begitu, nilai tukar greenback kemungkinan akan tertekan.

Dalam kondisi tersebut, pelaku pasar akan terpapar risiko penurunan nilai aset akibat perubahan kurs dolar. Bukan hal yang diinginkan tentunya.
Alhasil, emas masih terus dipertahankan sebagai instrumen pelindung nilai (hedging).
smber : cnbcnews

Selasa, 12 Maret 2019

Ikutan Wall Street, Bursa Saham Hong Kong Hijau Lagi

PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 12/03/2019 -  Bursa saham Hong Kong terpantau menguat 1,46% pada jeda perdagangan Selasa (12/3/2019) seiring dengan ekspektasi penguatan bursa di regional.

Indeks Hang Seng naik 1,46%, atau 415,76 poin, menjadi 28.919,06. Hang Seng dibuka pada level 28.760 dan sempat mencatat level tertinggi yakni 28.938 dan terendah 28.734.
Secara year to date, indeks acuan bursa Hong Kong ini menguat 12% sejak awal tahun hingga Selasa ini.
Penguatan lanjutan Hang Seng ini memperpanjang fase pemulihannya setelah sempat amblas pekan lalu.

BACA JUGA : 

Penguatan Hang Seng juga ditopang jejak positif Wall Street yang disokong saham perusahaan teknologi dan energi..
Di sisi lain, AFP dan CNBC melaporkan bahwa indeks yang menjadi acuan atau benchmark pasar modal global untuk pasar negara berkembang, MSCI Emerging Markets Index, melonjak sebanyak 8% tahun ini, menurut Morgan Stanley.

Bank investasi tersebut mengatakan bahwa kenaikan indeks tersebut kemungkinan didorong karena sentimen adanya stimulus tambahan dari pemerintah China demi mendorong ekonomi negaranya dan sentimen kenaikan saham-saham di bursa saham China.
PT KONTAK PERKASA

Selain itu, menurut Morgan Stanley, makin jelasnya kemungkinan kesepakatan perdagangan antara AS dan China juga mampu mencerahkan prospek ekonomi dunia yang pada akhirnya menopang indeks acuan tersebut.

Senin, 25 Februari 2019

AS-China Mulai Mesra, Akankah Harga CPO Kembali Menguat?


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 25/02/2019 - Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu (22/2/2019), harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) kontrak Mei di Bursa Derivatif Malaysia amblas 0,31% ke posisi MYR 2.257/ton.

Selama sepekan, harga CPO sudah masih membukukan peningkatan sebesar 0,13% secara point-to-point, sedangkan sejak awal tahun, harga komoditas agrikultur andalan Indonesia ini sudah terkerek naik 6,41%.



PT KONTAK PERKASA

Melemahnya harga CPO pada akhir pekan lalu dipengaruhi oleh harga kontrak minyak kedelai yang juga amblas.

Nampaknya investor pada masih menunggu perkembangan dari dialog perdagangan AS-China yang terus berlanjut hingga Minggu (24/2/2019). Mengingat kesepakatan dagang (MoU) antara kedua raksasa ekonomi dunia itu sudah terjadi pada akhir pekan, maka harga CPO bisa ikut kena imbas energi positif dari minyak kedelai.

Pasalnya, China merupakan pembeli utama kedelai Asal AS. Bila hubungan dagang antara keduanya kembali lancar, maka keseimbangan fundamental di pasar kedelai bisa membaik.

PT KONTAK PERKASA

Perlu diketahui bahwa minyak kedelai dan minyak sawit merupakan produk yang saling berkompetisi mendapatkan bagian di pasar minyak nabati dunia. Alhasil, pergerakan harganya akan saling berkorelasi positif.

Selain itu, harga minyak bumi yang pada minggu lalu berada di posisi tertingginya sejak November 2018 juga dapat memberi dorongan pada pergerakan harga CPO.

Jumat, 22 Februari 2019

Damai Dagang AS-China Sudah di Depan Mata?


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 22/02/2019 - Pasar keuangan Indonesia bergerak variatif pada perdagangan kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat, sementara nilai tukar rupiah dan harga obligasi pemerintah terkoreksi. 

Kemarin, IHSG berhasil finis di zona hijau dengan penguatan 0,38%. Gerak IHSG cenderung labil, sempat merasakan pelemahan. 


Sementara rupiah mengakhiri perdagangan pasar spot dengan pelemahan 0,16%terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Berbeda dengan IHSG, rupiah seharian istiqamah di zona merah alias selalu melemah. 

PT KONTAK PERKASA

Kemudian imbal hasil (yield) obligasi pemerintah seri acuan tenor 10 tahun naik 2,3 basis poin. Kenaikan yield adalah pertanda harga instrumen ini sedang turun karena sepi peminat atau malah ada aksi jual. 



Sentimen yang mewarnai perdagangan kemarin memang agak campur aduk. Pertama, pasar dibuat bingung oleh notulensi rapat (minutes of meeting) The Federal Reserves/The Fed edisi Januari 2019. Jerome 'Jay' Powell seakan berada di persimpangan.
 
Dalam notulensi tersebut, The Fed memang kembali mengutarakan kata 'sabar' dalam hal kenaikan suku bunga acuan. The Fed masih ingin melihat dampak dari kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan tahun lalu. 
Namun di sisi lain, The Fed juga masih membuka peluang kenaikan suku bunga jika ada tekanan inflasi dan perbaikan pertumbuhan ekonomi. The Fed juga kemungkinan bisa mengubah posisi (stance) kembali ke hawkish. 

Sikap The Fed yang mendua ini membuat dolar AS masih mendapat angin. Peluang kenaikan suku bunga acuan tidak tertutup, sehingga berinvestasi di dolar AS masih tetap menarik. Akibatnya, pasar keuangan Asia menjadi kurang diminati. 
Lalu ada sentimen kedua yang berhasil meningkatkan optimisme pelaku pasar. Tersiar kabar bahwa AS-China sudah menyepakati nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) untuk menuju damai dagang. 
Mengutip Reuters, beberapa orang sumber mengungkapkan MoU tersebut setidaknya mencakup enam poin yaitu perlindungan terhadap kekayaan intelektual, perluasan investasi sektor jasa, transfer teknologi, pertanian, nilai tukar, dan halangan non-tarif (non-tariff barrier) di bidang perdagangan. China juga disebut sepakat untuk semakin mengurangi surplus perdagangan dengan AS. Oleh karena itu, China akan membuat daftar 10 barang yang bisa membuat ketimpangan itu semakin sempit.

PT KONTAK PERKASA

Sentimen yang mixed ini ikut membuat pasar keuangan Indonesia bergerak mixed. Bahkan asa damai dagang pun tidak cukup kuat untuk membuat pasar keuangan Indonesia kompak menghijau.