Jumat, 08 Februari 2019

Global Masih Was-was, Rupiah Terlemah Kedua di Asia


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 08/02/2019 - Rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) jelang sesi siang. Rupiah bahkan menjadi yang terlemah kedua di kawasan Asia, Jumat (8/2/2019).

Sentimen negatif cenderung lebih mendominasi dari pada sentimen positif yang mendorong rupiah bergerak ke teritori positif.

PT KONTAK PERKASA

Hingga pukul 10:00 WIB, rupiah dibanderol Rp 13.980 per satu US$ atau melemah 0,07% dibandingkan penutupan sebelumnya di pasar spot. Pelemahan tersebut merupakan lanjutaan dari depresiasi yang terjadi kemarin.


Sentimen yang berpotensi melemahkan rupiah datang dari rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Rencananya Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan NPI pada hari ini pukul 16:00 di hadapan awak media. BI memperkirakan NPI kuartal IV-2018 bisa surplus, tetapi defisit di transaksi berjalan (current account) masih cukup lebar di kisaran 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Namun demikian terdapat sentimen positif yang membuat rupiah tidak jatuh terlalu dalam, yakni dari penurunan harga minyak. Pada pukul 05:18 WIB, harga minyak jenis Brent anjlok 1,67% dan light sweet (WTI) ambrol 2,59%.

Penurunan tersebut disebabkan perkembangan dari perang dagang yang menyisakan tanda tanya. Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengatakan akan bertemu Presiden China Xi Jinping sebelum tenggat waktu gencatan senjata perang dagang pada 1 Maret mendatang, namun dibantah sendiri olehnya dalam sesi wawancara dengan media.

"Tidak," jawab Trump saat ditanya apakah dia akan bertemu Presiden China Xi Jinping sebelum 1 Maret, mengutip Reuters. Padahal sebelumnya Trump pernah mengatakan dirinya akan bertemu dengan Xi sebelum mengesahkan kesepakatan dagang AS-China.

PT KONTAK PERKASA
Sontak pernyataan Trump membuat pasar pesimis karena dihantui perlambatan ekonomi berkelanjutan, sehingga harga minyak menjadi naik karena dihantui potensi permintaan yang menurun.

Secara teknikal, rupiah memiliki kecenderungan lebih tertekan dibandingkan akselerasi dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini tercermin dari pergerakan dolar AS terhadap rupiah yang bergerak di atas garis rata-rata nilainya selama lima hari (moving average five/MA5).
Sentimen Positif lebih Sedikit, Rupiah Masih Dalam Tekanan
Mengacu pada indikator teknikal yang bersifat bersifat momentum yaitu stochastic slow, rupiah juga masih berpotensi untuk turun. Rupiah digambarkan telah memasuki fase jenuh beli (overbought) sehingga lebih condong terkoreksi.

PT KONTAK PERKASA

Tren pergerakan mata uang garuda sebenarnya masih pada fase penguatan jika dilihat dari awal tahun. Hal ini tercermin dari grafik dolar AS terhadap rupiah yang bergerak turun (downtrend).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar