Tampilkan postingan dengan label THE FED. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label THE FED. Tampilkan semua postingan

Rabu, 21 Agustus 2019

KONTAK PERKASA - Duh! Ada Apa dengan Harga Emas, Pagi Hari Kok Labil?


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 21/08/2019 - Setelah sempat menguat, pergerakan harga emas masih terbatas dengan kecenderungan melemah. Sejumlah agenda yang akan berlangsung pekan ini membuat pelaku pasar belum agresif dalam mengambil keputusan investasi.

Pada perdagangan hari Rabu (21/8/2019) pukul 08:30 WIB, harga emas kontrak pengiriman Desember di bursa New York Commodities Exchange (COMEX) stagnan di posisi US$ 1.515,7/troy ounce (Rp 682.308/gram).

Sementara harga emas di pasar spot melemah 0,14% ke level US$ 1.504,29/troy ounce (Rp 677.172/gram).
Adapun kemarin harga emas COMEX dan Spot ditutup menguat masing-masing sebesar 0,27% dan 0,77%.

Baca:

KONTAK PERKASA – Fed Diramal Pangkas Bunga Lima Kali, Harga Emas Kok Melemah?


Pergerakan harga emas yang cenderung terbatas terjadi karena investor masih memasang mode wait and see sembari menunggu beberapa agenda ke depan.

Pertama adalah rilis risalah (minutes of meeting/MOM) rapat Komite Pengambil Kebijakan (FOMC) Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed edisi Juli 2019 pada hari Rabu (21/8/2019) waktu AS atau Kamis (22/8/2019) dini hari waktu Indonesia.

Seringkali MOM rapat FOMC dijadikan bahan bagi pelaku pasar untuk menebak arah kebijakan moneter The Fed ke depan. Bila terdapat nada-nada yang semakin kalem (dovish) dari The Fed, maka pelonggaran moneter mungkin akan dilakukan lebih agresif. Rentetan penurunan suku bunga dalam jangka pendek semakin mungkin terjadi.

Kedua, pelaku pasar juga akan mencermati isi dari simposium Jackson Hole yang akan dilakukan mulai hari Kamis (22/8/2019) hingga Sabtu (24/8/2019) waktu AS. Simposium tersebut diadakan oleh The Fed dengan mengundang pihak-pihak terkait seperti perbankan dan pelaku usaha.

"Bila mereka [The Fed] berbicara mengenai pemangkasan suku bunga hingga akhir tahun, [harga] emas bisa kembali menanjak. tapi bila mereka berkata 'wait and see', [harga] emas kemungkinan akan turun," ujar Bob Haberkorn, strategist pasar senior RJO Futures, dikutip dari Reuters.

Sebagaimana yang diketahui, penurunan suku bunga acuan The Fed (Federal Fund Rate/FFR) akan menyebabkan dolar AS kebanjiran likuiditas. Mata uang Negeri Paman Sam pun akan punya kecenderungan melemah.

Dalam kesempatan itu, emas akan menjadi semakin menarik untuk investor. Pasalnya saat ini transaksi emas di pasar global dilakukan dengan dolar AS. Kala dolar melemah harga emas juga makin murah bagi pemegang mata uang lain.

Selain itu, investor juga akan terpapar risiko koreksi nilai aset kala dolar AS melemah. Alhasil emas juga akan semakin banyak diborong untuk dijadikan instrumen pelindung nilai (hedging).

Mengutip CME Fedwatch hari ini, probabilitas FFR diturunkan 75 basis poin hingga akhir tahun 2019 telah mencapai 50,4%, naik dari posisi hari Senin (19/8/2019) yang hanya 44,3%.

Sementara peluang FFR diturunkan 50 basis poin hingga akhir tahun 2019 tinggal 41,5% yang mana turun dari posisi awal pekan yang sebesar 42,5%.

Hal itu menandakan bahwa pelaku pasar semakin yakin penurunan suku bunga acuan Bank Sentral AS dilakukan dengan sangat agresif. Setidaknya hingga saat ini.

Selasa, 30 Juli 2019

KONTAK PERKASA FUTURES - Menanti The Fed, Harga Emas Dunia Berpeluang Turun Hari ini


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 30/07/2019 - Harga emas dunia melemah pada perdagangan Selasa (30/7/19) setelah mencatat penguatan dua hari beruntun. Meski demikian penguatan dalam dua hari tersebut tidak terlalu besar, dan harga emas masih "galau" antara menguat atau melemah. 

Semakin dekatnya pengumuman suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) membuat emas semakin "galau". Sebabnya pelaku pasar masih bertanya-tanya berapa kali Jerome Powell dan kolega akan memangkas suku bunga di tahun ini.

Pemangkasan suku bunga pada Kamis (1/8/19) dini hari nanti sudah pasti, dan harga emas sepertinya sudah price in atau sudah menakar pemangkasan tersebut. Yang belum pasti apakah pemangkasan masih akan berlanjut atau tidak? Jika berlanjut, berapa kali lagi suku bunga akan dipangkas? 

Sedikit memberikan gambaran, European Central Bank (ECB) pada pekan lalu tidak terlalu dovish dan kemungkinan tidak akan ada pemangkasan suku bunga yang banyak serta program pembelian aset (obligasi dan surat berharga) dalam jumlah besar. 

Hal senada diungkapkan Bank of Japan (BOJ) pagi tadi. BOJ masih mempertahankan kebijakan moneternya, dan menyatakan tidak akan ragu untuk menambah stimulus jika kondisi ekonomi memburuk. Pernyataan tersebut masih sama dengan sebelumnya, sementara pelaku pasar mengharapkan BOJ akan memberikan gambaran akan stimulus akan digelontorkan. 

Dengan kondisi ekonomi zona euro dan Jepang yang tidak lebih baik dari AS, ECB dan BOJ mengambil sikap yang tidak terlalu dovish

Kondisi ekonomi AS cukup bagus, pertumbuhan ekonomi kuartal-II 2019 meski melambat namun masih lebih tinggi dari prediksi pelaku pasar. 


Hal tersebut membuat peluang The Fed tidak akan agresif dalam memangkas suku bunga semakin menguat. Belum lagi pandangan dari Ketua The Fed sebelum Powell, yakni Janet Yellen. 

"Saya pikir terkait dengan risikonya (pelambatan ekonomi), saya cenderung untuk memangkas (suku bunga) sedikit. Saya tidak melihat ini sebagai awal dari siklus pelonggaran moneter, kecuali terjadi perubahan kondisi ekonomi" kata Yellen, sebagaimana dikutip CNBC International.

Seberapa dovish The Fed akan terjawab Kamis dini hari nanti, hingga saat itu tiba harga emas masih akan "galau", bergerak naik turun tetapi tidak terlalu besar. Pada pukul 13:35 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.425,20/troy ounce atau Rp 642.256/gram (kurs US$ 1 = Rp 14015), mengutip data investing

Jumat, 12 Juli 2019

KONTAK PERKASA - Menggiurkan! Cuan Emas 6 Kali Lebih Besar dari Forex

PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 12/07/2019 - Emas sedang menjadi primadona belakangan ini, harganya melesat tinggi hingga mencapai US$ 1.438 per troy ounce pada 25 Juni lalu. Titik tersebut merupakan yang tertinggi sejak Mei 2013 bagi emas. 

Logam mulia juga menjadi salah satu favorit dalam dunia trading di pasar berjangka atau futures, selain juga trading mata uang atau forexTrading futures merupakan salah satu investasi kategori high risk high return sehingga cukup diminati bagi investor yang berkarakter risk taker




Baik itu trading emas maupun forex harus melalui broker, besarnya transaksi dilihat dari jumlah lot. Untuk membuka 1 lot kontrak standar dibutuhkan modal yang berbeda-beda tergantung berapa leverage (rasio antara dana si trader sendiri dan dana pinjaman) yang digunakan oleh trader. 

Untuk broker di Indonesia biasanya menggunakan leverage sebesar 1:100, sehingga modal atau biasa disebut margin yang diperlukan untuk membuka 1 lot transaksi biasanya sebesar US$ 1.000.

Baca :

Kontak Perkasa – Harga Emas Dunia Sedang Labil, Sekarang Rp 637.036/gram


Perlu diketahui juga dalam trading di pasar berjangka terdapat peluang dua arah, yang artinya bisa mengambil posisi beli (buy) dan jual (sell). Saat harga sedang naik dan mengambil posisi buy akan menghasilkan cuan, dan sebaliknya saat harga sedang turun maka posisi sell yang akan menghasilkan profit.

Berdasarkan data Refinitiv, di akhir 2018 harga emas berada di level US$ 1.282,73, dan mengakhiri perdagangan Kamis (11/7/19) kemarin di level US$ 1.403,60 per troy ounce, yang berarti terjadi kenaikan harga sebesar US$ 120,87. 

Jadi berapa cuan yang dihasilkan saat trading emas? 

Trading 1 lot emas menghasilkan cuan sebesar US$ 100 setiap harga emas bergerak sebanyak US$1. Dengan demikian, jika sejak awal tahun mengambil posisi buy dalam trading emas akan menghasilkan cuansebesar US$ 12.147/lot. Jika di-rupiah-kan, maka cuan yang dihasilkan sekitar Rp 170 juta (kurs Rp 14.060/US$). 

Lantas bagaimana dengan cuan di pasar forex? 

Kita ambil contoh dua pair mata uang yang paling populer di dunia, EUR/USD dan GBP/USD. Baik euro maupun poundsterling mengalami pelemahan melawan dolar AS sejak awal tahun, sehingga posisi sell EUR/USD dan GBP/USD akan menghasilkan cuan.

EUR/USD mengakhir perdagangan 2018 US$ 1,1469 dan mengakhiri perdagangan di level US$ 1,1265, yang berarti ada penurunan sebesar US$ 0,0204 atau dalam dunia forex lazim disebut 204 pip. rading EUR/USD dengan besar 1 lot menghasilkan profit sebesar US$ 10 per 1 pip, sehingga jika mengambil posisi sell sejak awal tahun maka profit yang dihasilkan sebesar US$ 2.040 atau jika di-rupiah-kan menjadi Rp 28 juta. 

Dengan perhitungan yang sama dengan EUR/USD, trading dengan mengambil posisi sell GBP/USD menghasilkan cuan sebesar Rp 30 juta. 

Melihat jauhnya selisih cuan yang dihasilkan antara trading emas dengan forex jika mengambil posisi sejak awal tahun, maka emas memang layak menjadi primadona di tahun ini. 

rading EUR/USD dengan besar 1 lot menghasilkan profit sebesar US$ 10 per 1 pip, sehingga jika mengambil posisi sell sejak awal tahun maka profit yang dihasilkan sebesar US$ 2.040 atau jika di-rupiah-kan menjadi Rp 28 juta. 

Dengan perhitungan yang sama dengan EUR/USD, trading dengan mengambil posisi sell GBP/USD menghasilkan cuan sebesar Rp 30 juta. 

Melihat jauhnya selisih cuan yang dihasilkan antara trading emas dengan forex jika mengambil posisi sejak awal tahun, maka emas memang layak menjadi primadona di tahun ini. Smber: cnbcnews

Rabu, 12 Juni 2019

KONTAK PERKASA FUTURES - Galaunya The Fed Antar Rupiah Jadi Nomor 1 Asia


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 12/06/2019 - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS)belum kunjung bosan menguat di perdagangan pasar spot. Situasi eksternal yang suportif membuat rupiah dan mata uang utama Asia ramai-ramai menguat. 

KONTAK PERKASA FUTURES

Pada Rabu (12/6/2019), US$ 1 dibanderol Rp 14.220 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,11% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.  
Jika penguatan ini bertahan sampai penutupan pasar, maka rupiah resmi menguat selama empat hari perdagangan beruntun. Sesuatu yang kali terakhir terjadi pada 23-28 Mei. 



Rupiah bergerak searah dengan mata uang utama Asia yang berhasil menguat di hadapan dolar AS. Hanya won Korea Selatan dan dolar Singapura yang masih tertinggal di zona merah. 

Bahkan dengan apresiasi 0,11%, rupiah mampu keluar menjadi mata uang terbaik di Asia. D
isusul oleh peso Filipina di posisi runner-up dan baht Thailand di peringkat ketiga.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 08:11 WIB: