Tampilkan postingan dengan label FOREX. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label FOREX. Tampilkan semua postingan

Kamis, 21 Februari 2019

Penutupan Pasar: Rupiah Melemah ke Rp 14.058/US$


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 21/02/2019 - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS)ditutup melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Setidaknya dolar AS belum menyentuh Rp 14.100. 

KONTAK PERKASA FUTURES

Pada Kamis (21/2/2018), US$ 1 dibanderol Rp 14.058 kala penutupan pasar spot. Rupiah melemah 0,16% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 
KONTAK PERKASA FUTURES

Berikut kurs dolar AS di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) pada pukul 15:56 WIB:
PeriodeKurs
1 PekanRp 14.051
1 BulanRp 14.090
2 BulanRp 14.151
3 BulanRp 14.215
6 BulanRp 14.405
9 BulanRp 14.570
1 TahunRp 14.760
2 TahunRp 15.572,9

Berikut kurs Domestic NDF (DNDF) pukul 15:28 WIB: 
 
PeriodeKurs
1 BulanRp 14.095
3 BulanRp 14.210

Berikut kurs dolar AS di sejumlah bank nasional pada pukul 15:46 WIB:
BankHarga BeliHarga Jual
Bank BNIRp 13.975Rp 14.135
Bank BRIRp 14.005Rp 14.145
Bank MandiriRp 13.870Rp 14.120
Bank BTNRp 13.973Rp 14.123
Bank BCARp 13.885Rp 14.185
CIMB NiagaRp 13.950Rp 14.140
 

Rabu, 20 Februari 2019

Pukul 10:00 WIB: Rupiah Masih Menguat di Rp 14.045/US$

PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 20/02/2019 - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Namun apresiasi rupiah agak menipis. 

Pada Rabu (20/2/2018) pukul 10:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.045. Rupiah menguat 0,37% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Beberapa saat lalu, penguatan rupiah sempat mencapai kisaran 0,4%.


Berikut kurs dolar AS di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) pada pukul 09:45 WIB:
PeriodeKurs
1 PekanRp 14.036,5
1 BulanRp 14.079
2 BulanRp 14.140,5
3 BulanRp 14.199
6 BulanRp 14.399
9 BulanRp 14.584
1 TahunRp 14.784
2 TahunRp 15.574,2

Berikut kurs Domestic NDF (DNDF) pukul 09:03 WIB: 
 
PeriodeKurs
1 BulanRp 14.075
3 BulanRp 14.180

Berikut kurs dolar AS di sejumlah bank nasional pada pukul 09:46 WIB:

PT KONTAK PERKASA
BankHarga BeliHarga Jual
Bank BNIRp 13.995Rp 14.595
Bank BRIRp 14.035Rp 14.175
Bank MandiriRp 13.870Rp 14.120
Bank BTNRp 14.035Rp 14.185
Bank BCARp 13.923Rp 14.233
CIMB NiagaRp 13.960Rp 14.160

Kamis, 14 Februari 2019

Dolar AS Nyaris Sentuh Rp 14.100, Rupiah Terlemah di Asia


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 14/02/2019 - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs acuan atau kurs tengah Bank Indonesia (BI). Di pasar spot, rupiah pun bernasib sama. 

Pada Kamis (14/2/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor menunjukkan angka Rp 14.093. Rupiah melemah 0,47% dibandingkan posisi hari sebelumnya. 
Kemarin, rupiah sempat menguat di kurs acuan BI. Namun penguatan itu ternyata hanya bertahan sehari. Meski begitu, rupiah masih menguat signifikan 2,68% sejak awal tahun. 

kontak perkasa
 
Sementara di pasar spot, US$ 1 dihargai Rp 14.090 pada pukul 10:00 WIB. Rupiah melemah 0,25% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

kontak perkasa


Seiring perjalanan pasar, rupiah melemah lagi. Pada pukul 10:07 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.095 di mana rupiah melemah 0,28%. Dolar AS sudah semakin dekat dengan Rp 14.100. 
Di level Asia, kini rupiah menjadi yag terlemah. Awalnya rupee India menyandang 'gelar' sebagai mata uang terlemah Asia, tetapi itu terjadi kala pasar keuangan Negeri Bollywood belum buka. 

kontak perkasa

Kini setelah pasar keuangan India dibuka, rupee malah bergerak menguat. Rupiah pun harus rela turun satu setrip ke dasar klasemen mata uang Asia. Tidak ada mata uang Asia yang melemah lebih dalam ketimbang rupiah. 

Rabu, 13 Februari 2019

Harga Emas Tak Gerak, Investor Tunggu Perkembangan AS-China


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 13/02/2019 -  Harga emas siang hari ini (13/2) masih cenderung stagnan. Hingga pukul 08:30 WIB, harga emas kontrak April di pasar COMEX naik terbatas 0,02% ke posisi US$ 1.314,1/troy ounce, setelah ditutup menguat 0,16% pada perdagangan kemarin (12/2).

Selama sepekan, harga emas telah turun sebesar 0,02% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun harga komoditas ini tercatat naik 2,57%.



PT KONTAK PERKASA

Meskipun aura damai dagang Amerika Serikat-China terbilang masih positif, namun investor masih cenderung enggan untuk melepas emas.

Pasalnya kemungkinan kembali panasnya hubungan dagang antara kedua raksasa ekonomi dunia tersebut masih terbuka.

Apalagi Presiden AS Donald Trump mengatakan tidak akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping sebelum 1 Maret.

PT KONTAK PERKASA

Menurut Bob Haberkom, strategist pasar senior di RJO Futures, harga emas akan cenderung tak banyak bergerak sembari menunggu hasil dari perundingan dagang AS-China, seperti yang dilansir dari Reuters.

Senin, 11 Februari 2019

Pukul 10:00 WIB: Dolar AS Sentuh Rp 14.000


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 11/02/2019 - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Dolar AS sudah menyentuh Rp 14.000.

Pada Senin (11/2/2018) pukul 10:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.000. Rupiah melemah 0,29% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu. 


Berikut kurs dolar AS di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) pada pukul 09:44 WIB:
PeriodeKurs
1 PekanRp 14.030,5
1 BulanRp 14.076
2 BulanRp 14.135,5
3 BulanRp 14.194
6 BulanRp 14.366
9 BulanRp 14.551
1 TahunRp 14.741
2 TahunRp 15.423

Berikut kurs Domestic NDF (DNDF) pukul 08:54 WIB: 
PeriodeKurs
1 BulanRp 14.025
3 BulanRp 14.130

Berikut kurs dolar AS di sejumlah bank nasional pada pukul 09:46 WIB:


PT KONTAK PERKASA
BankHarga BeliHarga Jual
Bank BNIRp 13.905Rp 14.065
Bank BRIRp 13.915Rp 14.055
Bank MandiriRp 13.800Rp 14.050
Bank BTNRp 13.915Rp 14.090
Bank BCARp 13.811Rp 14.111
CIMB NiagaRp 13.990Rp 14.080

Jumat, 08 Februari 2019

Global Masih Was-was, Rupiah Terlemah Kedua di Asia


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 08/02/2019 - Rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) jelang sesi siang. Rupiah bahkan menjadi yang terlemah kedua di kawasan Asia, Jumat (8/2/2019).

Sentimen negatif cenderung lebih mendominasi dari pada sentimen positif yang mendorong rupiah bergerak ke teritori positif.

PT KONTAK PERKASA

Hingga pukul 10:00 WIB, rupiah dibanderol Rp 13.980 per satu US$ atau melemah 0,07% dibandingkan penutupan sebelumnya di pasar spot. Pelemahan tersebut merupakan lanjutaan dari depresiasi yang terjadi kemarin.


Sentimen yang berpotensi melemahkan rupiah datang dari rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Rencananya Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan NPI pada hari ini pukul 16:00 di hadapan awak media. BI memperkirakan NPI kuartal IV-2018 bisa surplus, tetapi defisit di transaksi berjalan (current account) masih cukup lebar di kisaran 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Namun demikian terdapat sentimen positif yang membuat rupiah tidak jatuh terlalu dalam, yakni dari penurunan harga minyak. Pada pukul 05:18 WIB, harga minyak jenis Brent anjlok 1,67% dan light sweet (WTI) ambrol 2,59%.

Penurunan tersebut disebabkan perkembangan dari perang dagang yang menyisakan tanda tanya. Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengatakan akan bertemu Presiden China Xi Jinping sebelum tenggat waktu gencatan senjata perang dagang pada 1 Maret mendatang, namun dibantah sendiri olehnya dalam sesi wawancara dengan media.

"Tidak," jawab Trump saat ditanya apakah dia akan bertemu Presiden China Xi Jinping sebelum 1 Maret, mengutip Reuters. Padahal sebelumnya Trump pernah mengatakan dirinya akan bertemu dengan Xi sebelum mengesahkan kesepakatan dagang AS-China.

PT KONTAK PERKASA
Sontak pernyataan Trump membuat pasar pesimis karena dihantui perlambatan ekonomi berkelanjutan, sehingga harga minyak menjadi naik karena dihantui potensi permintaan yang menurun.

Secara teknikal, rupiah memiliki kecenderungan lebih tertekan dibandingkan akselerasi dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini tercermin dari pergerakan dolar AS terhadap rupiah yang bergerak di atas garis rata-rata nilainya selama lima hari (moving average five/MA5).
Sentimen Positif lebih Sedikit, Rupiah Masih Dalam Tekanan
Mengacu pada indikator teknikal yang bersifat bersifat momentum yaitu stochastic slow, rupiah juga masih berpotensi untuk turun. Rupiah digambarkan telah memasuki fase jenuh beli (overbought) sehingga lebih condong terkoreksi.

PT KONTAK PERKASA

Tren pergerakan mata uang garuda sebenarnya masih pada fase penguatan jika dilihat dari awal tahun. Hal ini tercermin dari grafik dolar AS terhadap rupiah yang bergerak turun (downtrend).

Kamis, 07 Februari 2019

Aduh, Rupiah Kini Terlemah di Asia...


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 07/02/2019 - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan pasar spot hari ini semakin menjadi. Minimnya sentimen positif membuat mata uang Tanah Air tidak bisa berbuat banyak. 

Pada Kamis (7/2/2019) pukul 09:02 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 13.975. Rupiah sudah melemah 0,42% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 
Padahal kala pembukaan pasar, depresiasi rupiah tipis saja di 0,06%. Seiring perjalanan pasar, rupiah terus melemah seolah tanpa rem.


Sesaat setelah pembukaan pasar, rupiah berada di urutan kedua terbawah klasemen mata uang Asia. Namun dengan pelemahan 0,42%, mau tidak mau posisi rupiah melorot menjadi juru kunci. 

Memang yuan China mencatatkan depresiasi lebih dalam. Namun pasar keuangan Negeri Tirai Bambu masih tutup memperingati Tahun Baru Imlek, sehingga kurs yuan masih mencerminkan posisi akhir pekan lalu.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 09:04 WIB: 
 
Dari dalam negeri, sentimen negatif buat rupiah adalah penantian investor terhadap data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang rencananya dirilis esok hari. Bank Indonesia (BI) memperkirakan NPI kuartal IV-2018 bisa surplus, tetapi defisit di transaksi berjalan (current account) masih cukup lebar di kisaran 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). 

Artinya, pasokan devisa yang berjangka panjang dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa masih seret. Padahal ini adalah fundamental penting yang menyokong rupiah, dibandingkan arus modal portofolio alias hot money yang bisa datang dan pergi sesuka hati. 
Dengan kondisi fundamental yang agak rentan, rupiah pun ikut rawan terdepresiasi. Investor tentu menjadi berpikir ulang untuk mengoleksi rupiah, karena nilainya berisiko turun pada kemudian hari. 
Selain itu, harus diakui bahwa penguatan rupiah beberapa waktu terakhir sedikit 'keterlaluan'. Rupiah menguat hingga 3% terhadap dolar AS sejak awal tahun. Di hadapan mata uang lain di dunia, rupiah juga menguat signifikan. 

Ini membuat rupiah sangat mungkin terserang koreksi teknikal. Sebab investor yang sudah menang banyak tentu akan tergoda untuk mencairkan keuntungan. Rupiah pun rawan terkena ambil untung (profit taking). 
Sementara dari faktor eksternal, dolar AS sendiri memang sedang menguat secara global. Pada pukul 09:13 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) menguat 0,03%. Dalam sepekan terakhir, indeks ini melesat 0,88%. 
Menurut survei Reuters, ternyata dolar AS belum kehilangan pesonanya. Dalam jajak pendapat yang hasilnya dirilis 2 Februari lalu, investor justru menambah posisi jangka panjang mereka di mata uang Negeri Paman Sam. Artinya, pelaku pasar masih percaya terhadap dolar AS. 
Pada pekan terakhir 2018, posisi jangka panjang di dolar AS mencapai US$ 32,48 miliar. Naik dibandingkan pekan sebelumnya yaitu US$ 29,72 miliar. 
Sepertinya investor masih ragu terhadap prospek perekonomian di Asia, Eropa, dan wilayah lainnya. Potensi perlambatan ekonomi di China dan Zona Euro membuat pemilik modal masih berhasrat untuk memegang dolar AS. 
sumber :CNBC

Senin, 04 Februari 2019

Profit Taking & Harga Minyak Naik, Bikin Rupiah Tertekan



PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 04/02/2019 -  Reli kenaikan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sementara mulai terhenti. Aksi ambil untung (profit taking) terjadi pada rupiah, investor mencairkan keuntungan yang didapatnya pekan lalu.

Hingga pukul pukul 10:00 WIB, Senin (4/2/2019), US$ 1 dibanderol senilai Rp 13.960. Rupiah melemah 0,18% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Penguatan rupiah pekan lalu agaknya terlalu tajam sehingga membuatnya rentan terkoreksi secara teknikal. 

Faktor selanjutnya adalah harga minyak yang masih berada di jalur pendakian. Pada pukul 09:13 WIB, harga minyak jenis brent dan light swet naik masing-masing 0,21% dan 0,2%. Dalam sepekan terakhir, harga brent sudah melesat 4,92% dan light sweet meroket 6,61%. 

KONTAK PERKASA FUTURES
Kenaikan harga minyak bukan berita bagus buat rupiah. Sebab, kenaikan harga komoditas ini akan membuat biaya impornya semakin mahal. Defisit di neraca migas bakal semakin melebar.

Secara teknikal, rupiah cenderung masih mendominasi pergerakan dibandingkan dolar Amerika Serikat (AS) dalam jangka pendek. Rupiah terlihat masih bergerak di atas garis rata-rata nilainya selama lima hari (moving average five/MA5).
Sumber: Refinitiv
Tren pergerakan rupiah terhadap dolar AS masih menguat dilihat dari akhir tahun lalu. Hal ini tercermin dari grafik dolar AS terhadap rupiah yang bergerak turun (downtrend). Dalam jangka pendek, rupiah berpotensi menguji level Rp 13.800.

Rupiah sempat melemah pukul 09:04 WIB, di mana US$ 1 setara dengan Rp 13.975. Rupiah melemah 0,29%. Pelemahan tersebut agaknya berkurang mengingat tensi perang dagang yang mulai mengendur. Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, menyebutkan perundingan berjalan baik dan arahnya positif.