Tampilkan postingan dengan label minyak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label minyak. Tampilkan semua postingan

Senin, 13 Juli 2020

kontak perkasa || Minyak tergelincir jelang pertemuan OPEC



PT KONTAKPERKASA FUTURES BALI 13/07/2020 - Minyak tergelincir di awal perdagangan Asia pada Senin ini, karena para pedagang mengamati pertemuan teknis OPEC pekan ini yang diperkirakan akan merekomendasikan pelonggaran pengurangan pasokan yang telah menopang harga minyak mentah.
Minyak mentah brent turun 27 sen menjadi $ 42,97 per barel pada 0114 GMT, sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate berada di level $ 40,27 per barel, turun 28 sen.
Minyak sedikit berubah pekan lalu karena kebangkitan kembali kasus virus corona yang mendorong beberapa negara bagian AS untuk memberlakukan pembatasan perjalanan yang lebih ketat yang dapat mengurangi pemulihan permintaan minyak pada konsumen terbesar di dunia tersebut.
Namun, harga naik lebih dari 2% pada hari Jumat setelah revisi ke atas oleh Badan Energi Internasional dalam permintaan minyak 2020 sebesar 400.000 barel per hari.
Harga minyak telah pulih tajam dari posisi terendah multi-dekade pada April setelah OPEC dan sekutunya termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, memangkas produksi dengan rekor 9,7 juta barel per hari selama tiga bulan sejak Mei.(yds)
Sumber: Reuters

Rabu, 22 April 2020

PT KP PRESS || Saham Dow anjlok 700 poin, membawa penurunan dua hari hampir 1.300 poin



PT KONTAKPERKASA FUTURES BALI 22/04/2020 - Saham AS Kembali turun tajam pada Selasa ini karena harga minyak melanjutkan penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Saham Dow Jones Industrial Average turun 700 poin, atau lebih dari 2%. Kerugian pada hari Selasa membawa penurunan dua hari indeks Dow menjadi hampir 1.300 poin. S&P 500 turun 3,3% sementara Nasdaq Composite turun 3,9%.
Pedagang Kembali terfokus pada kejadian aneh pada minyak berjangka, yang menimbulkan kekhawatiran mengenai kerugian mendalam bagi industri energi yang menghantam ekonomi AS lebih jauh. Pada hari Senin, kontrak Mei untuk minyak berjangka yang berakhir Selasa jatuh ke nol dan kemudian beralih ke harga negatif aktual. Langkah yang tidak biasa ini berkaitan dengan fakta bahwa karena penutupan virus korona, pembeli minyak besar seperti kilang tidak membutuhkan minyak lagi karena persedian mereka hampir penuh.(yds)
Sumber: CNBC

Senin, 06 April 2020

PT KONTAK PERKASA || Minyak turun lebih dari $ 1 seiring OPEC + menunda pertemuan


PT KONTAKPERKASA FUTURES BALI 06/04/2020 - arga minyak tergelincir lebih dari $ 1 per barel pada hari Senin, pasca produsen top dunia menunda pertemuan untuk membahas pengurangan produksi yang sebagian dapat mengurangi kelebihan pasokan di pasar global karena pandemi pandemi coronavirus membebani permintaan.
Minyak mentah Brent (LCoc1) tergelincir mendekati $ 30 per barel di awal perdagangan dan berada di $ 32,82 pada 02:03 GMT, turun $ 1,29, atau 3,8%. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) (CLc1) turun $ 1,66, atau 5,9%, menjadi $ 26,68 per barel, setelah sebelumnya menyentuh level terendah $ 25,28.
Akhir pekan lalu, harga melonjak, dengan kontrak AS dan Brent mencatat kenaikan persentase mingguan terbesar mereka karena harapan bahwa OPEC dan sekutunya akan mencapai kesepakatan untuk memotong pasokan minyak mentah di seluruh dunia dengan setidaknya 10 juta barel per hari (bph). (Tgh)
Sumber: Reuters

Rabu, 19 Februari 2020

kontak perkasa futures || Minyak menetap tidak berubah, Pangkas kerugian awal



PT KONTAKPERKASA FUTURES BALI 19/02/2020 - Harga minyak sedikit berubah pada hari Selasa, yang tertekan oleh kekhawatiran atas dampak pada permintaan minyak mentah dari wabah koronavirus di Cina dan kurangnya tindakan lebih lanjut oleh OPEC dan sekutunya untuk mendukung pasar.
Minyak mentah Brent naik 8 sen menjadi $ 57,75 per barel. Minyak mentah WTI menetap tidak berubah di $ 52,05. Sebelumnya di sesi WTI turun ke sesi rendah $ 51,15 per barel.
Meskipun kasus baru dari coronavirus di daratan Cina telah menurun, para ahli global mengatakan masih terlalu dini untuk menilai apakah wabah tersebut sedang diatasi. Perkiraaan cuaca termasuk Badan Energi Internasional (IEA) telah memangkas estimasi permintaan minyak 2020 karena virus.(yds)
Sumber: Marketwatch

Jumat, 24 Januari 2020

PT KONTAK PERKASA FUTURES || Minyak stabil, tapi terbebani kekhawatiran penyebaran virus China



PT KONTAKPERKASA FUTURES BALI 24/01/2020 - Harga minyak stabil pada hari Jumat, tetapi berada di jalur untuk penurunan hingga 5% untuk pekan ini di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa permintaan bahan bakar akan melemah karena penyebaran virus pernapasan dari China yang telah menewaskan 25 orang sejauh ini.
Minyak mentah berjangka Brent turun 4 sen menjadi $ 62 per barel pada 0225 GMT, yang terendah sejak 4 Desember, setelah jatuh 1,9% pada sesi sebelumnya. Untuk pekan ini, Brent turun 4%.
Minyak berjangka Intermediate West Texas AS turun 1 persen menjadi $ 55,58 per barel, terendah sejak 29 November. Kontrak turun 2% pada hari Kamis dan 5% lebih rendah untuk minggu ini.
Persediaan minyak mentah turun 405.000 barel dalam sepekan hingga 17 Januari, data pemerintah menunjukkan, kurang dari ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan penurunan sebanyak 1 juta barel.(yds)
Sumber: reuters

Rabu, 14 Agustus 2019

PT KONTAK PERKASA -Harga emas turun pada hari Rabu waktu Asia karena keputusan AS

PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 14/08/2019 - Harga emas turun pada hari Rabu waktu Asia karena keputusan AS untuk menunda pengenaan tarif pada barang-barang Cina tertentu mengurangi ketegangan antara kedua belah pihak dan mengurangi permintaan untuk logam safe-haven.

Emas berjangka untuk pengiriman Desember diperdagangkan di divisi Comex New York Mercantile Exchange turun 0,4% menjadi $ 1,507.95.

Perwakilan Dagang Amerika Serikat mengumumkan dalam semalam bahwa produk-produk tertentu termasuk pakaian dan ponsel telah dihapus dari daftar tarif berdasarkan “kesehatan, keselamatan, keamanan nasional, dan faktor-faktor lain” dan tidak akan menghadapi tarif tambahan 10%.

Tarif lain akan ditunda hingga 15 Desember dari 1 September untuk barang-barang tertentu, katanya.(Arl)

Sumber : Investing.com(END)

Senin, 22 Juli 2019

KONTAK PERKASA - Reli Harga Minyak Setop, Ternyata Ini Penyebabnya


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 22/07/2019 - Harga minyak mentah dunia masih terus menguat akibat meningkatnya ketegangan di kawasan Timur Tengah. Namun proyeksi pertumbuhan permintaan tahun 2019 yang kembali dipangkas oleh International Energy Agency (IEA) membatasi penguatan harga.

Pada perdagangan hari Senin (22/7/2019) pukul 09:00 WIB, harga minyak Brent kontrak pengiriman September menguat 1,14% ke level US$ 63,18/barel.

Adapun harga minyak light sweet (West Texas Intermediate/WTI) naik 0,58% menjadi US$ 55,95/barel.


Pekan lalu, harga Brent dan WTI terkoreksi masing-masing sebesar 6,37% dan 7,61% secara point-to-point. Itu merupakan pelemahan mingguan yang paling tajam sejak akhir Mei 2019.



Pergerakan harga minyak hari ini masih didorong oleh tensi hubungan Amerika Serikat (AS) dan Iran yang semakin tinggi. 

Akhir pekan lalu, Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan telah menangkap kapal tanker milik Inggris di Teluk Persia atas tuduhan pelanggaran batas wilayah.

Kapal tanker kedua, Mesdar, yang juga dioperasikan oleh Inggris terlihat berbelok tajam ke arah pesisir Iran pada Jumat (19/7/2019) siang setelah melewati sisi barat Selat Hormuz, berdasarkan data pemantauan Refinitiv.



Kejadian tersebut terjadi setelah pada bulan lalu Inggris menangkap kapal tanker milik Iran di Selat Gibraltar. Angkatan Laut Inggris berdalih Iran telah melanggar kesepakatan dengan Uni Eropa.

Seorang pejabat senior di pemerintahan AS mengatakan bahwa pihaknya akan menembak jatuh semua drone milik Iran jika berada terlalu dekat dengan kapal AS.

Sebelumnya, Angkatan Laut AS mengklaim telah menembak jatuh drone milik Iran. Meskipun Menteri Luar Negeri Iran membantah telah kehilangan sebuah drone.

Sederet peristiwa tersebut membuat wilayah Selat Hormuz menghadapi ancaman keamanan yang serius. Para perusahaan pengiriman menjadi semakin enggan melewati kawasan tersebut bila tidak ada kepastian keamanan.

Mengingat Selat Hormuz merupakan jalur distribusi seperlima minyak mentah global, ketersediaan pasokan di berbagai negara importir ikut terancam. Semakin sulit untuk melepas pasokan dari Timur Tengah ke pasar.

Ada pula kekhawatiran konflik berkembang menjadi adu senjata. Beberapa bulan lalu Presiden AS, Donald Trump pernah mengancam akan melakukan segala tindakan yang diperlukan untuk melindungi kepentingannya di Timur Tengah. Bahkan dengan 'kekuatan penuh'.

Timur Tengah merupakan salah satu kawasan dengan cadangan minyak terbesar di dunia. Kala produksi di sana terganggu, pasokan global tentu akan berkurang signifikan.

Namun, akhir pekan lalu IEA kembali memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak tahun 2019 menjadi tinggal 1,1 juta barel/hari. Pemangkasan tersebut merupakan kali kedua di tahun ini. Pada bulan Juni, IEA memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak dari 1,5 juta barel/hari menjadi 1,2 juta barel/hari.

Alhasil risiko ketimpangan fundamental (pasokan-permintaan) balik mencuat. Kenaikan harga minyak hari ini menjadi terbatas. smber : cnbcnews

Jumat, 21 Desember 2018

Setelah Drop Dalam, Harga Minyak Mulai Berbalik Arah


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 21/12/2018 -  Harga minyak mentah dunia mulai memperlihatkan tanda-tanda berbalik arah (rebound) setelah jatuh cukup dalam pada penutupan sesi perdagangan kemain (20/12/2018).

Hingga pukul 10:16 WIB, harga minyak mentah jenis Brent mulai naik sebesar 1,07% ke level US$ 54,93/barel. Sedangkan harga minyak mentah jenis lightsweet menanjak 1,20% ke angka US$ 46,43/barel.

Pada perdagangan kemarin kemarin harga minyak mentah jenis Brent turun cukup jauh sebesar 5,05%, senada dengan jenis WTI yang terperosok sejauh 4,75%. Jatuhnya harga minyak kemarin menghantarkan harga minyak jenis Brent ke level harga terendah sejak September 2017, dan jenis WTI ke harga terendahnya sejak Agustus 2017.

PT Kontak Perkasa

Selain karena memang harganya yang sudah turun terlalu dalam, kenaikan harga pada hari ini sedikit ditopang dengan adanya pernyataan Menteri Energi Arab Saudi pada hari kemarin, yang menyatakan bahwa stok minyak global akan jatuh pada akhir kuartal I-2019 seperti yang dilansir Reuters. 


"Kami akan tetap fokus pada hal fundamental. Saya dapat mengatakan kita akan mencapai keseimbangan supply-demand pada akhir 2019".

Terlebih, kemarin Reuters melansir bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dilaporkan berencana merilis tabel yang berisi rincian kuota pemotongan pasokan sukarela di antara anggota dan sekutunya. Lebih jauh lagi, Sekretaris Jenderal OPEC, Mohammad Barkindo memuji Arab Saudi yang yang akan memotong produksinya jauh di atas kesepakan output yang disepakati awal bulan. 

Barkindo mengatakan, untuk mencapai pemotongan yang diusulkan 1,2 barel per hari (bph), pengurangan efektif untuk negara-negara anggota akan berkisar 3,02%, naik dari yang semula 2,5%.

Sentimen positif juga datang dari Afrika. Menurut laporan dari perusahaan minyak negara Libya (NOC), sampai kemarin ladang minyak terbesar Libya, El saharara, belum kembali beroperasi akibat blokade dari kelompok pemberontak bersenjata. 

Padahal, sehari sebelumnya Pernada Menteri Fayez al-Sarraj terbang langsung ke sana untuk membujuk pendemo dan mengatakan ladang minyak tersebut akan dibuka kembali. Libya memang bukan produsen minyak utama OPEC, tap produksinya mencapai 817.000 barel/hari. Dengan hilangnya setengah pasokan minyak libya, pasokan minyak dapat sedikit berkurang.

Namun demikian, sentimen negatif tetap kuat mengawal fluktuasi harga minyak. Bayang-bayang perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia diprediksi masih akan terus menghantui hingga akhir 2019 mendatang. 
Setelah Drop Dalam, Harga Minyak Mulai Berbalik Arah

Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) kemarin mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 25 bps ke kisaran 2,25% - 2,5%, dan diprediksi masih akan menaikkan suku bunga dua kali (50 bps) lagi hingga tahun depan. 

Hal ini mengkonfirmasi pengetatan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang berdampak pada perlambatan ekonomi AS tetap berlanjut hingga akhir tahun depan. 

Bahkan, The Fed memprediksi ekonomi AS hanya akan tumbuh 2,3% pada 2019, melambat cukup jauh dari pertumbuhan tahun ini yang berada di kisaran 3%.

Nampaknya, perlambatan ekonomi bukan hanya milik AS. Proyeksi perlambatan ekonomi juga dikemukakan oleh Ogranisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat di tahun depan, yaitu sebesar 3,5% dari 3,7% pada tahun ini.
PT Kontak Perkasa

Perlambatan ekonomi dapat berdampak pada berkurangnya permintaan minyak yang merupakan salah satu sumber energi terbesar saat ini. Permintaan minyak diprediksi akan menurun tahun depan, seiring dengan perlambatan ekonomi dunia. sbr/cnbc