Tampilkan postingan dengan label oil. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label oil. Tampilkan semua postingan

Senin, 26 Oktober 2020

PT KONTAK PERKASA || Minyak Turun Lebih dari 1% Terkait Melonjaknya Kasus COVID-19

 



PT KONTAKPERKASA FUTURES BALI 26/10/2020 - Harga minyak turun pada Senin ini, sehingga melanjutkan penurunan pekan lalu, karena lonjakan infeksi COVID-19 di Amerika Serikat dan Eropa yang meningkatkan kekhawatiran atas permintaan minyak mentah, sementara prospek peningkatan pasokan juga merusak sentimen.

Minyak mentah Brent turun 53 sen, atau 1,3%, pada $ 41,24 pada 0052 GMT. Minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 53 sen, atau 1,3% menjadi $ 39,32, setelah jatuh lebih dari satu dolar tak lama setelah dimulainya perdagangan.

Brent turun 2,7% minggu lalu dan WTI turun 2,5%.

Amerika Serikat melaporkan jumlah tertinggi infeksi baru virus korona dalam dua hari hingga Sabtu, sementara di Prancis kasus baru mencapai rekor lebih dari 50.000 pada hari Minggu, menggarisbawahi tingkat keparahan wabah.(yds)

Sumber: Reuters

Jumat, 24 Januari 2020

PT KONTAK PERKASA FUTURES || Minyak stabil, tapi terbebani kekhawatiran penyebaran virus China



PT KONTAKPERKASA FUTURES BALI 24/01/2020 - Harga minyak stabil pada hari Jumat, tetapi berada di jalur untuk penurunan hingga 5% untuk pekan ini di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa permintaan bahan bakar akan melemah karena penyebaran virus pernapasan dari China yang telah menewaskan 25 orang sejauh ini.
Minyak mentah berjangka Brent turun 4 sen menjadi $ 62 per barel pada 0225 GMT, yang terendah sejak 4 Desember, setelah jatuh 1,9% pada sesi sebelumnya. Untuk pekan ini, Brent turun 4%.
Minyak berjangka Intermediate West Texas AS turun 1 persen menjadi $ 55,58 per barel, terendah sejak 29 November. Kontrak turun 2% pada hari Kamis dan 5% lebih rendah untuk minggu ini.
Persediaan minyak mentah turun 405.000 barel dalam sepekan hingga 17 Januari, data pemerintah menunjukkan, kurang dari ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan penurunan sebanyak 1 juta barel.(yds)
Sumber: reuters