Jumat, 06 September 2019

KONTAK PERKASA FUTURES || Emas Pertahankan Penurunan Terbesar Sejak 2016 Jelang Rilis Data AS



PT KONTAKPERKASA FUTURES BALI 06/09/2019 - Emas memperpanjang penurunan terbesar sejak November 2016 untuk menuju kerugian mingguan kedua karena para pedagang menunggu pidato Jumat oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan angka dari data tenaga kerja AS.
Spot emas turun 0,7% $ 1,508.55 per ons pada jam 9:44 pagi di London. Harga dbersiap untuk penurunan mingguan kedua setelah turun 2,2% Kamis. Indeks Bloomberg Dollar Spot melemah 0.1%.

KONTAK PERKASA FUTURES || Emas Anjlok 2% Kemarin, Hari Ini?

Data AS yang lebih baik dari perkiraan kemarin, ditambah dengan optimisme tentang pelonggaran ketegangan perdagangan, mendorong permintaan untuk aset berisiko dan menyebabkan aksi jual tajam di antara aset heaven, termasuk logam mulia. Indeks volatilitas 60 hari untuk spot emas bersiap untuk meraih level tertinggi tiga tahunnya yang baru.
Logam mulia lainnya juga menurun, dengan perak yang menghapus semua kenaikannya minggu ini sementara platinum menuju kenaikan yang relatif kecil pasca reli terbaiknya.(mrv)
Sumber: Bloomberg

Kamis, 05 September 2019

PT KONTAK PERKASA || Hari Ini Harga Emas Turun? Tenang, Masih Bisa Naik Lagi!


PT KONTAKPERKASA FUTURES BALI 05/09/2019 - Harga emas dunia menyentuh US$ 1.552/troy ons pada penutupan perdagangan kemarin. Hari ini, harga emas terus bergerak turun.

Pada Kamis (5/9/2019) pukul 13:23 WIB, harga emas berada di U$ 1.543,26/troy ons. Turun 0,46% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sentimen yang beredar hari ini memang kurang kondusif bagi sang logam mulia. Meredanya tensi geopolitik di Hong Kong, Italia, dan Inggris membuat investor berani masuk ke aset-aset berisiko dan meninggalkan aset aman (safe haven) seperti emas.

Belum lagi ada kabar baik dari hubungan Amerika Serikat (AS) dan China. Mengutip Reuters, Kementerian Perdagangan China mengungkapkan Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Gubernur Bank Sentral China (PBoC) Yi Gang telah menelepon Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada 5 September. Mereka sepakat untuk melanjutkan dialog dagang di Washington pada awal Oktober.

Meski mundur dari rencana awal yaitu awal September, tetapi mendengar kabar mereka akan berunding saja sudah membuat pasar senang bukan kepalang. Ternyata harapan menuju damai dagang AS-China masih ada.

Sebelum pertemuan Oktober, akan ada dialog level deputi yang dihelat pada pertengahan September. "Pertemuan pada pertengahan September akan menjadi dasar bagi perkembangan yang signifikan," sebut Juru Bicara Kantor Perwakilan Dagang AS, seperti diberitakan Reuters.

Situasi politik yang kondusif serta harapan akan adanya kesepakatan dagang AS-China membuat Wall Street menguat pada perdagangan kemarin, dan menjalar ke bursa Asia hari ini. Emas yang berada di rekor tertinggi hari ini pun diterpa aksi ambil untung (profit taking).

Namun, bukan berarti emas tidak punya peluang untuk menguat lho...


Rabu, 04 September 2019

KONTAK PERKASA | Emas akan ke $1.600 karena The Fed Memangkas Suku Bunga Empat Kali Lagi, kata BNP


PT KONTAKPERKASA FUTURES BALI 04/09/2019 - Emas akan melonjak di atas $1.600 per ons karena Federal Reserve memulai kuartet penurunan suku bunga untuk memerangi perlambatan pertumbuhan AS dan dampak dari perang perdagangan dengan China, menurut BNP Paribas SA, yang menandai prospek kenaikan harga yang signifikan di beberapa bulan mendatang.

KONTAK PERKASA | Ke Mana Arah Harga Emas Dunia Hari Ini?

Emas akan rata-rata $ 1.400 per oons pada 2019, naik $60 dari perkiraan sebelumnya, dan $1.560 pada 2020 menyusul kenaikan $ 130 dalam prospek, BNP mengatakan dalam catatan itu. Siklus pelonggaran The Fed harus mendorong harga rata-rata di atas $1.600 pada kuartal pertama 2020, ungkapnya, menambahkan: "Kami berharap emas naik secara signifikan."
Emas spot diperdagangkan pada $1.545,88 per ons pada Rabu ini, naik 20% tahun ini. Harga menyentuh $1.555,07 pada 26 Agustus, level tertinggi sejak 2013.(yds)
Sumber: Marketwatch

Selasa, 03 September 2019

KONTAK PERKASA FUTURES | Tunggu Kopdar AS-China, Harga Emas Turun Tipis


PT KONTAKPERKASA FUTURES BALI 03/09/2019 - Harga emas dunia turun tipis di perdagangan pasar spot pagi ini. Ketidakpastian soal hubungan Amerika Serikat (AS) dan China membuat pelaku pasar agak galau. 

Pada Selasa (3/9/2019) pukul 07:54 WIB, harga emas di pasar spot turun tipis 0,1%. Namun harga si logam mulia masih nyaman di kisaran US$ 1.500/troy ons. 




Investor kini sedang menunggu kabar terbaru soal hubungan AS-China. Mulai 1 September, kedua negara menerapkan bea masuk baru yang mengawali ronde kesekian dari perang dagang yang berlangsung sejak awal 2018. 

KONTAK PERKASA FUTURES- Harap-Harap Cemas: Bisakah Pasar Keuangan Indonesia Bangkit?


AS mengenakan bea masuk 15% bagi importasi produk China senilai US$ 125 miliar, di antara berlaku bagi pengeras suara (speaker), headphone, sampai pakaian. Gelombang kedua bea masuk 15% akan berlaku mulai 15 Desember, yang mencakup impor produk China senilai US$ 156 miliar dari mulai alat makan plastik, kaus kaki, lampu LED, sampai dekorasi untuk keperluan Hari Natal. 

Sementara China memberlakukan bea masuk 5-10% untuk importasi produk AS senilai US$ 75 miliar. Selain itu, ada kenaikan bea masuk untuk produk yang selama ini sudah menjadi 'korban', misalnya kedelai (dari 25% naik menjadi 30%). 
smber : cnbcnews

Senin, 02 September 2019

PT KONTAK PERKASA - Emas Naik Terkait Tarif Trump, Manufaktur China Melambat


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 02/09/2019 - Emas naik karena para investor mencari tempat berlindung setelah AS menaikkan tarif barang-barang Tiongkok, dan data menunjukkan pelemahan lebih lanjut dalam ekonomi Tiongkok.
Pengenaan atas impor senilai $ 110 miliar dari Cina mulai berlaku hari Minggu oleh Presiden Donald Trump, sehingga meningkatkan spekulasi perang dagang yang berkepanjangan antara dua ekonomi teratas dunia. Aktivitas manufaktur China semakin memburuk pada Agustus, menambah risiko makro dan geopolitik sehingga mengangkat emas ke level tertinggi enam tahun pada Agustus.

PT KONTAK PERKASA – Harga Emas Masih Bisa Naik!


Harga Spot bullion naik 0,5% menjadi $ 1,527.35 pada pukul 9:07 pagi waktu Shanghai, memperpanjang kenaikan 7,5% dari Agustus untuk kenaikan bulanan keempatnya.
Logam mulia lainnya juga menguat, dengan perak mencatat bulan terbaiknya dalam lebih dari tiga tahun pada Agustus. Ini turun 0,5% hari ini. Platinum naik 0,5% untuk menuju yang tertinggi sejak April tahun lalu.(yds)
Sumber: Bloomberg

Jumat, 30 Agustus 2019

KONTAK PERKASA FUTURES - Harga Emas Turun Terkait Pemulihan Saham Global & Meredanya Kekhawatiran Perang Dagang


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 30/08/2019 - Harga emas safe-haven diperdagangkan lebih rendah pada hari Jumat di Asia setelah China dan AS mengindikasikan bahwa pembicaraan perdagangan antara kedua belah pihak dapat dilanjutkan.
Emas Berjangka untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Mercantile Exchange turun 0,2% menjadi $ 1.534,10 per troy ounce pada 12:57 ET (04:57 GMT).
Gao Feng, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, mengatakan bahwa Beijing tidak akan membalas untuk saat ini terhadap pergerakan tarif terbaru Presiden AS Donald Trump.
Gao juga mengatakan China "bersedia bernegosiasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah ini dengan sikap tenang," tetapi menambahkan bahwa penting bagi Washington untuk membatalkan kenaikan tarif.(mrv)
Sumber: Investing.com

Kamis, 29 Agustus 2019

PT KONTAK PERKASA - Emas Menuju Kenaikan Bulanan ke-4

PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 29/08/2019 - Emas menuju kenaikan bulanan keempat karena banyak faktor termasuk perang perdagangan dan suku bunga riil negatif mendorong lonjakan harga. Harga perak melonjak pada hari Rabu untuk mencapai level tertinggi sejak 2017.
Emas menguat 0,3% menjadi $ 1543,15 per ons pada pukul 9:46 pagi di Singapura, menuju kenaikan bulanan lebih dari 9%. Indeks Bloomberg Dollar Spot  stabil. Perak naik untuk hari kelima, menyentuh $ 18,5113 per ons pada Rabu kemarin, Tertinggi sejak 2017; logam ini di jalur untuk kenaikan mingguan keempat. Paladium stabil, platinum turun 0,3%.

PT KONTAK PERKASA – Emas menguat terkait imbal hasil obligasi memperpanjang penurunan

Dalam perkembangan terbaru tentang perdagangan, Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan para pejabat perdagangan AS mengharapkan negosiator China untuk mengunjungi Washington, tetapi tidak akan mengatakan apakah pertemuan September yang direncanakan sebelumnya akan dilakukan.(mrv)
Sumber: Bloomberg

Rabu, 28 Agustus 2019

KONTAK PERKASA - Isu Resesi Kembali Dongkrak Emas, Bisakah Tembus Rekor Baru?



PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 28/08/2019 - Harga emas kembali menguat pada perdagangan Selasa (27/8/19) kemarin akibat isu resesi yang kembali menerpa Amerika Serikat (AS). Logam mulia ini kini mendekati rekor tertinggi tahun ini US$ 1.554/troy ons. 

Isu resesi di AS kembali muncul setelah imbal hasil (yield) obligasi atau Treasury AS kembali mengalami inversi. 

Inversi terjadi antara yield Treasury Tenor 2 tahun dengan 10 tahun. Artinya, yield tenor pendek lebih tinggi dibandingkan tenor panjang yang menandakan investor melihat ada risiko yang lebih besar dalam jangka pendek. 


Data dari Credit Suisse menunjukkan sejak 1978 terjadi lima kali inversi yield obligasi pemerintah AS tenor dua tahun dan 10 tahun. Semuanya menjadi awal terjadinya resesi. Rata-rata resesi akan terjadi 22 bulan setelah inversi.

Kondisi perekonomian global memang sedang melambat di tahun ini, penyebab utamanya adalah perang dagang antara AS dengan China. Kini perang dagang kedua negara kembali tereskalasi dan laju perekonomian berpotensi semakin melambat. 

Kedua negara akan mengenakan tarif impor baru pada 1 September nanti. AS akan mengenakan tarif impor sebesar 15% tahap pertama untuk produk dari China dengan total nilai US$ 300 miliar. Sementara, China mengenakan tarif impor kisaran 5%-10% untuk produk dari AS dengan total nilai US% 75 miliar. 

Sejauh ini belum ada tanda-tanda akan ada penundaan berlakunya tarif impor tersebut. Sebelumnya di awal pekan Presiden AS, Donald Trump, mengatakan China menginginkan perundingan dimulai lagi dan kedua negara akan memulai pembicaraan dengan serius. 

Baca juga : 

KONTAK PERKASA – Enggak Cuma Emas, Investasi di Yen Juga Cuan Gede



"China menghubungi para negosiator dagang kita tadi malam dan mengatakan "mari kembali berunding", jadi kita akan kembali bernegosiasi dan saya pikir mereka akan melakukan sesuatu. (Ekonomi) mereka telah terpukul hebat tapi mereka paham ini perundingan ini hal yang benar untuk dilakukan dan saya memberikan rasa hormat untuk itu" kata Trump sebagaimana dilansir CNBC International

Namun, nyatanya pihak China membantah hal tersebut.  "Saya belum mendengar kejadian terkait dua sambungan telepon yang disebut oleh pihak AS pada akhir pekan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang, dilansir dari CNBC International

Pasar kini dipenuhi ketidakpastian apakah akan ada perundingan dagang antara kedua negara dalam waktu dekat, Satu hal yang pasti, emas selalu diuntungkan jika ada ketidakpastian. 
smber : CNBC

Selasa, 27 Agustus 2019

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Emas Stabil Terkait Komentar Trump yang Mengurangi Ketegangan Perdagangan


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 27/08/2019 - Emas stabil setelah terjadinya fluktuasi pada hari Senin karena investor menimbang perkembangan terbaru dalam perang perdagangan. Pasca kenaikan, bullion kemudian menghapus kenaikan di sesi pembukaan minggu ini karena Presiden Donald Trump mengatakan China ingin membuat kesepakatan tentang perdagangan, mengurangi ketegangan.

Baca

PT KONTAK PERKASA FUTURES – Usai Tembus Rekor Tertinggi, Harga Emas Antam Koreksi Tipis

Spot emas menguat  0,2% di $ 1,529.88 per ons pada jam 9:27 di Singapura, menuju penutupan tertinggi sejak April 2013. Pada hari Senin, harga berakhir hampir tidak berubah setelah naik sebanyak 1,8% dalam perdagangan intraday. Indeks Bloomberg Dollar Spot turun 0,1% setelah menguat 0,3% pada hari Senin.
Trump meninggalkan KTT G-7 dengan nada yang lebih lembut ke Beijing hanya beberapa hari setelah menakuti pasar keuangan dengan eskalasi lain dalam perang dagang mereka. Meski begitu, Trump juga menegaskan bahwa dia tidak meninggalkan taktiknya yang kasar untuk memaksakan kesepakatan perdagangan di Tiongkok.(mrv)
Sumber: Bloomberg

Senin, 26 Agustus 2019

KONTAK PERKASA - Terbukti! Harga Emas Dunia Rekor Lagi Hari Ini


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 26/08/2019 - Harga emas dunia terus menanjak akibat perang dagang Amerika Serikat (AS)-China yang semakin memanas. Kedua negara telah sama-sama mengumumkan kenaikan tarif yang akan mulai berlaku dalam beberapa pekan ke depan.

Pada perdagangan hari Senin (26/8/2019) pukul 09:00 WIB, harga emas kontrak pengiriman Desember di bursa New York Commodities Exchange (COMEX) lompat 1,14% ke level US$ 1.555,2/troy ounce (Rp 700.090/gram).

Adapun harga emas di pasar spot melesat 1,18% menjadi US$ 1.544,17/troy ounce (Rp 695.124/gram).

Baca juga:

KONTAK PERKASA – AS-China Panas Lagi, Harga Emas Bisa Lebih Tinggi?

Posisi ini merupakan titik tertinggi sejak 6 tahun lalu, tepatnya 10 April 2013.

Sementara di sesi perdagangan akhir pekan lalu (23/8/2019) , harga emas COMEX dan spot ditutup menguat masing-masing sebesar 1,93% dan 1,84%. Sedangkan dalam sepekan, harga emas COMEX dan spot juga tercatat menguat masing-masing sebesar 0,92% dan 0,82% secara point-to-point.

Sebagaimana yang telah diketahui, akhir pekan lalu China telah mengumumkan bea masuk baru sekitar 5-10% atas produk impor asal AS senilai US$ 75 miliar. Untuk sebagian produk, bea masuk tersebut berlaku efektif mulai 1 September 2019. Selain itu ada pula beberapa produk yang bea masuknya batu akan berlaku per 15 Desember 2019.
Tak hanya itu, China juga kembali mengaktifkan bea masuk sebesar 25% terhadap mobil-mobil pabrikan AS, serta tarif 5% atas komponen mobil. Tarif tersebut mulai berlaku efektif pada 15 Desember 2019.
"Sebagai respons terhadap tindakan AS, China terpaksa mengambil langkah balasan," tulis pernyataan resmi pemerintah China, dilansir dari CNBC International.
Sebagai informasi, sebelumnya tarif atas mobil AS dan komponennya sudah pernah dikenakan oleh pemerintah China. Namun pada April 2019, tarif tersebut sempat dihapus seiring degan berjalannya perundingan dagang yang intensif dengan pemerintah AS.
Tidak perlu lama bagi Presiden AS, Donald Trump, untuk bereaksi terhadap langkah yang diambil Negeri Tirai Bambu.
Melalui cuitan di Twitter, Trump mengumumkan bahwa per tanggal 1 Oktober, pihaknya akan menaikkan bea masuk bagi US$ 250 miliar produk impor asal China, dari yang saat ini sebesar 25% menjadi 30%. Sementara itu, bea masuk bagi produk impor asal China lainnya senilai US$ 300 miliar yang akan mulai berlaku pada 1 September (ada beberapa produk yang pengenaan bea masuknya diundur hingga 15 Desember), akan dinaikkan menjadi 15% dari rencana sebelumnya yang hanya sebesar 10%.
Dengan begini, kondisi perekonomian global kembali diliputi hawa-hawa ketidakpastian. Kala dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia berseteru perihal perdagangan, maka dampaknya akan mendunia. 
Menakar Cuan, Emas atau Deposito? Smber : cnbcnews

Jumat, 23 Agustus 2019

KONTAK PERKASA FUTURES - Ketika Seluruh Mata di Dunia Melirik Emas


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 23/08/2019 -  Ketegangan hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China hingga saat ini belum ada tanda-tanda ke arah penyelesaian. Bahkan setelah sempat mereda, kali ini kembali memanas.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, tidak hanya berlanjutnya perang dagang tapi kejadian di negara lain seperti Brexit hingga perlambatan ekonomi global masih menghantui pasar keuangan global.

"Perekonomian AS tumbuh melambat akibat menurunnya ekspor dan juga investasi non-residensial. Pertumbuhan ekonomi Eropa, Jepang, Tiongkok dan India juga lebih rendah dipengaruhi penurunan kinerja sektor eksternal serta permintaan domestik," ujar Perry di Gedung BI, Jakarta, Kamis (23/8/2019). 

Baca:

KONTAK PERKASA FUTURES – Tunggu Pidato Bos The Fed, Harga Emas Makin Susut

Menurutnya, pelemahan ekonomi global yang terus berlanjut juga menekan harga komoditas dunia termasuk hanya minyak. Oleh karenanya, berbagai negara melakukan stimulus fiskal dan memperlonggar kebijakan moneter merespon pelemahan ekonomi global ini.

Hal ini juga dilakukan oleh Bank Sentral AS yang pada Juli 2019 telah menurunkan suku bunga kebijakannya. Langkah ini pun diikuti oleh sejumlah negara berkembang termasuk Indonesia.

Selain itu, kondisi global ini juga membuat investor untuk mencari instrumen investasi lainnya yang aman untuk menyimpan dananya.


Emas pun muncul sebagai salah satu pilihan yang dianggap paling aman oleh investor untuk menyimpan dananya. Apalagi harga emas memang menguat di tengah ketidakpastian global saat ini.

"Ketidakpastian pasar keuangan global juga berlanjut dan mendorong pergeseran penempatan dana global ke aset yang dianggap aman, seperti obligasi pemerintah AS dan Jepang, serta komoditas emas," tegasnya.


Lanjutnya, dinamika ekonomi global tersebut memang perlu dipertimbangkan dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga arus masuk modal asing sebagai penopang stabilitas eksternal.

Kamis, 22 Agustus 2019

PT KONTAK PERKASA - Bunga Acuan The Fed akan Turun 5 Kali, Harga Emas Jadi Labil

PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 22/08/2019 - Harga emas dunia di pasar spot masih bertahan di level US$ 1.500/troy ounce setelah mengalami penurunan harga kemarin. Perhatian investor kali ini tertuju pada bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) yang diprediksi akan agresif dalam memangkas suku bunga. 

Pada perdagangan Selasa harga emas mencapai US$ 1.508, setelah itu harga emas terkoreksi turun hingga perdagangan Rabu. Hal tersebut memberikan gambaran US$ 1.508 menjadi resisten (tahanan atas) yang cukup kuat. 

Secara teknikal, berdasarkan grafik harian emas masih bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), tetapi masih di atas MA 21 hari (garis merah), dan atas MA 125 hari (garis hijau). 
Foto: CNBC Indonesia

Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif dan bergerak naik, histogram sudah memasuki area negatif, memberikan gambaran momentum penguatan yang melemah. 


Pada time frame 1 jam, emas bergerak di bawah MA 8 dan MA 21, tetapi masih di bawah MA 125. Indikator stochastic bergerak naik dari wilayah jenuh jual (oversold). 

Foto: CNBC Indonesia

Selama bertahan di atas level psikologis US$ 1.500, emas masih berpotensi menguat dan menguji kembali level US$ 1.508. Hanya penembusan konsisten di atas level tersebut yang dapat membawa harga naik lebih tinggi, dengan target menuju area US$ 1.1515. 

Sementara itu level US$ 1.500 ditembus ke bawah, emas berpeluang kembali terkoreksi ke area US$ 1.496. Penembusan di bawah area tersebut akan membawa emas turun menuju US$ 1.490. Smber : cnbc

Rabu, 21 Agustus 2019

KONTAK PERKASA - Duh! Ada Apa dengan Harga Emas, Pagi Hari Kok Labil?


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 21/08/2019 - Setelah sempat menguat, pergerakan harga emas masih terbatas dengan kecenderungan melemah. Sejumlah agenda yang akan berlangsung pekan ini membuat pelaku pasar belum agresif dalam mengambil keputusan investasi.

Pada perdagangan hari Rabu (21/8/2019) pukul 08:30 WIB, harga emas kontrak pengiriman Desember di bursa New York Commodities Exchange (COMEX) stagnan di posisi US$ 1.515,7/troy ounce (Rp 682.308/gram).

Sementara harga emas di pasar spot melemah 0,14% ke level US$ 1.504,29/troy ounce (Rp 677.172/gram).
Adapun kemarin harga emas COMEX dan Spot ditutup menguat masing-masing sebesar 0,27% dan 0,77%.

Baca:

KONTAK PERKASA – Fed Diramal Pangkas Bunga Lima Kali, Harga Emas Kok Melemah?


Pergerakan harga emas yang cenderung terbatas terjadi karena investor masih memasang mode wait and see sembari menunggu beberapa agenda ke depan.

Pertama adalah rilis risalah (minutes of meeting/MOM) rapat Komite Pengambil Kebijakan (FOMC) Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed edisi Juli 2019 pada hari Rabu (21/8/2019) waktu AS atau Kamis (22/8/2019) dini hari waktu Indonesia.

Seringkali MOM rapat FOMC dijadikan bahan bagi pelaku pasar untuk menebak arah kebijakan moneter The Fed ke depan. Bila terdapat nada-nada yang semakin kalem (dovish) dari The Fed, maka pelonggaran moneter mungkin akan dilakukan lebih agresif. Rentetan penurunan suku bunga dalam jangka pendek semakin mungkin terjadi.

Kedua, pelaku pasar juga akan mencermati isi dari simposium Jackson Hole yang akan dilakukan mulai hari Kamis (22/8/2019) hingga Sabtu (24/8/2019) waktu AS. Simposium tersebut diadakan oleh The Fed dengan mengundang pihak-pihak terkait seperti perbankan dan pelaku usaha.

"Bila mereka [The Fed] berbicara mengenai pemangkasan suku bunga hingga akhir tahun, [harga] emas bisa kembali menanjak. tapi bila mereka berkata 'wait and see', [harga] emas kemungkinan akan turun," ujar Bob Haberkorn, strategist pasar senior RJO Futures, dikutip dari Reuters.

Sebagaimana yang diketahui, penurunan suku bunga acuan The Fed (Federal Fund Rate/FFR) akan menyebabkan dolar AS kebanjiran likuiditas. Mata uang Negeri Paman Sam pun akan punya kecenderungan melemah.

Dalam kesempatan itu, emas akan menjadi semakin menarik untuk investor. Pasalnya saat ini transaksi emas di pasar global dilakukan dengan dolar AS. Kala dolar melemah harga emas juga makin murah bagi pemegang mata uang lain.

Selain itu, investor juga akan terpapar risiko koreksi nilai aset kala dolar AS melemah. Alhasil emas juga akan semakin banyak diborong untuk dijadikan instrumen pelindung nilai (hedging).

Mengutip CME Fedwatch hari ini, probabilitas FFR diturunkan 75 basis poin hingga akhir tahun 2019 telah mencapai 50,4%, naik dari posisi hari Senin (19/8/2019) yang hanya 44,3%.

Sementara peluang FFR diturunkan 50 basis poin hingga akhir tahun 2019 tinggal 41,5% yang mana turun dari posisi awal pekan yang sebesar 42,5%.

Hal itu menandakan bahwa pelaku pasar semakin yakin penurunan suku bunga acuan Bank Sentral AS dilakukan dengan sangat agresif. Setidaknya hingga saat ini.

Selasa, 20 Agustus 2019

KONTAK PERKASA-FUTURES - Jokowi Bakal Larang Ekspor Nikel, Bagaimana Nasib Antam?

PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 20/08/2019 - Pemerintah berencana mempercepat pemberlakuan larangan ekspor bijih nikel kadar rendah yang semestinya berlaku mulai 2022 mendatang. Manajemen PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menilai rencana ini tidak akan berdampak kepada pembangunan smelter (pengolahan mineral) feronikel Antam.

Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan rencana pemerintah tersebut pada dasarnya tidak menjadi masalah bagi perusahaan, lantaran di dalam kontrak sudah ada klausul force majeure apabila ada perubahan peraturan.

"Tidak masalah lah," ujar Arie kepada CNBC Indonesia saat dihubungi, Senin kemarin (19/8/2019).

Lebih lanjut, ia menyatakan, perusahaan tetap akan mendukung penuh kebijakan pemerintah untuk menyetop ekspor bijih nikel. Dengan penyetopan itu maka harga nikel akan naik dengan sendirinya. Dia pun menegaskan, pelarangan ekspor nikel juga tidak akan berdampak kepada pembangunan smelter feronikel Antam.

Kendati demikian, Arie mengakui, jika ada penyetopan ekspor ore nikel maka Antam akan kehilangan potensi pendapatan dari komoditas itu meskipun tidak terlalu signifikan.

"Misal saja dalam setahun ada 4 juta ton ekspor sekitar US$ 150 juta per tahun kasarnya Rp 2 triliun. Target revenue kami kan bisa Rp 30 triliun. Jadi secara revenue untuk 1 tahun turun 7% lah," jelasnya.

Namun, lanjut Arie, akan ada kompensasi dari kenaikan harga dan peningkatan penjualan dan bauksit emas sehingga potensi Rp 2 triliun yang hilang itu bisa ditutupi.

Di sisi lain, Arie berpendapat, pemerintah memiliki pertimbangan lain yang lebih memberi keuntungan bagi bangsa dan negara dengan pelarangan itu. Ia mengatakan, dengan dihentikannya ekspor ore nikel maka harga nikel akan naik, dan perusahaan smelter akan mencetak lebih besar keuntungan, sehingga dapat berkontribusi lebih banyak lagi ke negara dalam bentuk pajak.

"Antam sebagai perusahaan negara harus mendukung bagi peningkatan nilai tambah bagi bangsa dan negara. Selain itu terjadi konservasi terhadap cadangan nikel yang ada di bumi," pungkasnya.

Pada perdagangan Selasa ini (20/8/2019), rencana pelarangan ekspor nikel ini membuat harga saham emiten-emiten nikel berguguran termasuk Antam. Saham ANTM minus 4,15% di level Rp 1.040/saham, saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) juga turun 1,72% di level Rp 3.420/saham.

Menteri ESDM Ignasius Jonan sebelumnya menegaskan kebijakan percepatan larangan ekspor bijih besi sedang dipertimbangkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Larang ekspor tersebut diberlakukan untuk mengembangkan industri hilir (hilirisasi nikel) agar nikel Indonesia punya nilai lebih.

"Presiden masih sedang mempertimbangkan, mau hilirisasi (nikel) ini dipercepat atau tidak," kata Jonan kepada CNBC Indonesia di Tembagapura, Minggu (18/8).
sumber : cnbcnews