Tampilkan postingan dengan label SAHAM EMAS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SAHAM EMAS. Tampilkan semua postingan

Kamis, 11 Juli 2019

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Peringkat Utang Naik, Harga Saham Antam Langsung Ngegas!


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 11/07/2019 - Pada perdagangan awal sesi I Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham produsen emas, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), sudah melaju 1,22% ke level Rp 830/unit saham yang membuatnya masuk ke dalam jajaran top gainers hari ini, Kamis (11/7/2019).

Hingga pukul 10.18 WIB, volume perdagangan saham Antam sudah mencapai 24,25 juta transaksi dengan total nilai transaksi (turnover) mencapai Rp 20,33 miliar. 

Penguatan harga saham perusahaan seiring dengan diumumkannya kenaikan peringkat utang ANTM oleh lembaga pemeringkat global, Standard & Poors (S&P).

Baca :

PT KONTAK PERKASA FUTURES -Emas Mendapat Dorongan The Fed Setelah Sinyal Positif untuk Pemotongan Suku Bunga


S&P menaikkan Corporate Credit Rating perusahaan dari 'B- dengan prospek positif', menjadi 'B dengan prospek positif' dikarenakan proyeksi pertumbuhan kinerja keuangan yang solid untuk 12 bulan ke depan yang didukung oleh pertumbuhan produksi dan penjualan komoditas.

Peringkat utang 'B (-/+)' bukan termasuk dalam kategori layak investasi. Peringkat ini diberikan kepada entitas yang saat ini diyakini memiliki kapasitas untuk memenuhi komitmen keuangan atas kewajiban yang dimiliki perusahaan. Namun kondisi bisnis, keuangan atau ekonomi yang buruk berpeluang melemahkan kinerja perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. 

Lebih lanjut, melansir press release perusahaan, ANTM sedang menyelesaikan konstruksi Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) dengan kapasitas produksi sebesar 13.500 TNi, yang saat ini telah rampung 97%.

Penyelesaian proyek tersebut akan meningkatkan kapasitas produksi feronikel ANTM dari 27.000 TNi menjadi 40.500 TNi per tahun.

Pada kuartal I-2019 perusahaan mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 8,51% secara tahunan menjadi Rp 6,22 triliun, dari Rp 5,73 triliun pada kuartal I tahun lalu. Komoditas emas masih menyumbang proporsi terbesar (63%) dari total pemasukan ANTM.

Akan tetapi, laba bersih perusahaan justru tercatat anjlok 30,12% secara tahunan menjadi Rp 179,69 miliar. Laba perusahaan tertekan karena peningkatan pada pos beban penjualan dan beban umum (dan administrasi) yang masing-masing naik 39,51% dan 31,26% secara tahunan.   Smber : cnbcnews

Jumat, 05 Juli 2019

PT KONTAK PERKASA - Gairah Investor Mulai Reda, Harga Emas Seakan Tak Bergerak


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 05/07/2019 - Akibat saling tarik sentimen, pergerakan harga emas masih sangat terbatas. Harapan damai dagang Amerika Serikat (AS)-China dan penurunan suku bunga acuan bank sentral AS, Federal Reserve menjadi sentimen utama yang menarik harga emas ke dua arah.
Baca:

Pada perdagangan hari Jumat (5/7/2019) pukul 09:45 WIB, harga emas kontrak pengiriman Agustus di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) naik tipis 0,01% ke level US$ 1.421/troy ounce, setelah ditutup stagnan kemarin.

Sementara harga emas di pasar spot naik 0,24% menjadi US$ 1.418,58/troy ounce, setelah turun 0,24% sehari sebelumnya.




Salah satu yang membuat pelaku pasar tak lagi gencar memburu emas adalah perkembangan yang positif terkait perang dagang Amerika Serikat (AS)-China.

Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow mengatakan bahwa perwakilan kedua negara (AS dan China) tengah merencanakan sebuah perundingan baru.

"Dialog (dengan China) akan berlanjut pada pekan depan," ujar Kudlow, dikutip dari Reuters.

Seorang pejabat dari Kantor Perwakilan Dagang AS (US Trade Representative) belakangan menyebut bahwa dialog tersebut akan melibatkan pejabat tingkat tinggi dan dilakukan melalui sambungan telepon.

Lebih lanjut, Kudlow juga menyebut akan ada dialog lanjutan yang kemungkinan dilakukan dengan tatap muka.

"Saya tak tahu tepatnya kapan. Mereka (delegasi kedua negara) berbicara melalui sambungan telepon. Mereka akan berbicara lagi pada pekan depan melalui sambungan telepon dan mereka akan merencanakan pertemuan tatap muka," kata Kudlow.

Ada kemungkinan rangkaian dialog yang akan dilakukan AS-China ke depan bisa menghasilkan kesepakatan damai dagang.

Atas optimisme tersebut, pelaku pasar mulai bisa sedikit berani untuk agresif dalam berinvestasi. Emas yang biasanya dipilih saat main aman pun tak lagi diborong.

Investor Masih Galau, Harga Emas Seakan Tak BergerakFoto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell

Namun perlu dicatat bahwa investor tidak serta merta meninggalkan emas. Pasalnya masih ada harapan yang besar akan penurunan suku bunga acuan bank sentral AS, The Fed.

Perlu diketahui bahwa akhir bulan Juli, komite pengambil kebijakan (FOMC) The Fed akan kembali menggelar rapat bulanan. Dalam rapat setiap rapat, The Fed biasanya akan mengumumkan kebijakan suku bunga. Bisa ditahan, naik, atau diturunkan.

Mengutip CME Fedwatch, Jumat (5/7/2019), probabilitas The Fed menurunkan suku bunga 25 basis poin di rapat bulan Juli mencapai 72,4%. Ada pula 27,6% kemungkinan suku bunga acuan dipangkas hingga 50 basis poin.

Sementara kemungkinan suku bunga acuan ditahan di kisaran 2,25-2,5% tidak ada sama sekali alias 0%.

Kala suku bunga acuan The Fed turun, maka pasar akan kebanjiran likuiditas dolar. Dolar melimpah ruah karena fasilitas kredit jadi lebih mudah. Dolar tak lagi disimpan dalam kandang dan bertebaran di mana-mana.

Dengan begitu, nilai tukar greenback kemungkinan akan tertekan.

Dalam kondisi tersebut, pelaku pasar akan terpapar risiko penurunan nilai aset akibat perubahan kurs dolar. Bukan hal yang diinginkan tentunya.
Alhasil, emas masih terus dipertahankan sebagai instrumen pelindung nilai (hedging).
smber : cnbcnews

Rabu, 19 Juni 2019

PT KONTAK PERKASA - Investor Ogah Main Aman, Harga Emas Turun


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 19/06/2019 - Harga emas global terkoreksi seiring adanya kabar positif terkait hubungan dagang Amerika Serikat (AS)-China. Namun keyakinan penurunan suku bunga acuan Bank Sentral AS The Federal Reserves/The Fed dapat membatasi koreksi tersebut.

Pada perdagangan Rabu (19/6/2019) pukul 10:00 WIB, harga emas kontrak pengiriman Agustus di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) melemah 0,28% ke posisi US$ 1.346,9/troy ounce. Adapun harga emas di pasar spot turun 0,2% menjadi US$ 1.343,33/troy ounce.
pt kontak perkasa
Kemarin, Presiden AS Donald Trump menyatakan dirinya telah melakukan percakapan yang sangat positif dengan Presiden China Xi Jinping melalui sambungan telepon. Lebih lanjut, dirnya juga mengatakan akan bertemu secara khusus dengan Xi Jinping pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pekan depan.
PT KONTAK PERKASA
Meskipun tampaknya kesepakatan yang bisa mengakhiri perang dagang masih jauh, tetapi setidaknya dua pemimpin negara sudah mau kembali berdialog. Dengan begitu risiko eskalasi perang dagang dapat sedikit diredam. Investor bisa mendapat keberanian untuk masuk ke aset-aset berisiko, seperti saham.
Beralih ke AS, pelaku pasar juga masih menantikan hasil rapat komite pengambil kebijakan The Fed (Federal Market Open Commitee/FOMC) edisi Juni yang akan diumumkan hari Rabu (19/6/2019) waktu setempat atau Kamis (20/6/2019) waktu Indonesia.

Soal suku bunga acuan (Federal Funds Rate/FFR), pelaku pasar sebenarnya masih yakin tidak akan berubah pada rapat edisi Juni. Namun pidato Gubernur The Fed, Jerome Powell amat dinantikan. Proyeksi serta pandangan The Fed tentang kondisi perekonomian AS dan global dapat menjadi landasan untuk mengambil langkah investasi.

Bila saja nada-nada nan dovish kembali keluar dari mulut Powell, kemungkinan penurunan FFR tahun ini semakin besar. Bahkan pelaku pasar sudah yakin The Fed akan menurunkan FFR pada rapat FOMC bulan depan. 
Tanpa adanya suku bunga yang memadai, kekuatan dolar bisa berkurang dan rentan terkoreksi akibat tekanan mata uang lain. Risiko koreksi nilai aset yang berbasis dolar pun kian membuncah.

Alhasil investor masih cenderung mempertahankan emas sebagai instrumen safe haven, sehingga harganya tidak jatuh terlalu dalam. Pun sekarang harga emas masih bertengger di dekat posisi tertinggi sejak Februari 2019.
Smber :  cnbcnews

Senin, 17 Juni 2019

PT KONTAK PERKASA - Investor Wait and See, Harga Emas Tetap Tinggi


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 17/06/2019 -  Pergerakan harga emas masih terbatas dengan kecenderungan melemah seiring dengan pengumuman penjualan ritel Amerika Serikat (AS) yang gemilang. Sementara risiko eskalasi perang dagang AS-China masih membuat aset-aset safe haven, termasuk emas, memiliki daya tarik bagi investor.
PT KONTAK PERKASA

Pada Senin (17/6/2019) pukul 10:00 WIB, harga emas kontrak pengiriman Agustus di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) turun tipis 0,05% ke posisi US$ 1.342,8/troy ounce. Sedangkan harga emas di pasar spot terkoreksi terbatas 0,07% menjadi US$ 1.340,36/troy ounce.

Akhir pekan lalu (14/6/2019), Kementerian Perdagangan AS mengumumkan pertumbuhan penjualan ritel Mei sebesar 0,5% month-on-month. Meskipun sedikit berada di bawah prediksi konsensus yang sebesar 0,6%, tetapi penjualan ritel April direvisi menjadi positif 0,3% dari yang sebelumnya negatif 0,2%.




Perubahan tersebut lantas membuat perhitungan investasi juga ikut berubah. Kekhawatiran pelaku pasar akan kondisi ekonomi AS yang semakin memburuk dapat sedikit diredam.

Data tersebut juga semakin memperkuat keyakinan bahwa pada pengumuman hasil rapat Bank Sentral AS, The Federal Reserves/The Fed, suku bunga acuan  ditahan di kisaran 2,25%-2,5%.

Mengutip FedWatch CME per 17 Juni 2019, probabilitas The Fed menahan suku bunga pada bulan ini mencapai 80,8% atau naik dari posisi akhir pekan lalu yaitu 76,7%. Bila suku bunga tidak berubah, artinya kekuatan dolar AS dapat dipertahankan. Setidaknya untuk sementara waktu. Alhasil pelaku pasar masih cenderung wait and see menunggu kepastian arah gerak suku bunga.

Di sisi lain, nasib hubungan dagang AS-China yang masih tak jelas juga memberikan sokongan energi positif pada harga emas. Hingga saat ini, pertemuan antara Presiden AS, Donald Trump dan Presiden China, Xi Jinping belum pasti.

Trump berkali-kali menyatakan kemungkinan pertemuannya dengan Jinping di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 28-29 Juni 2019 nanti. Namun pemerintah China belum mengonfirmasi rencana tersebut.

Bila sampai tidak ada perkembangan yang positif terkait perundingan dagang, eskalasi perang bea impor bisa terjadi lagi.

Kantor Perwakilan Dagang AS akan melakukan jajak pendapat dengan melibatkan pengusaha ritel, perusahaan manufaktur, dan pelaku bisnis lainnya terkait rencana penetapan bea masuk 25% pada produk China senilai US$ 325 miliar. Sebelumnya, produk-produk tersebut bebas tarif alias bukan merupakan objek perang dagang. Jajak pendapat akan berlangsung selama 7 hari.

Sudah ada gejala-gejala bahwa tarif baru bisa saja ditetapkan oleh AS. Kalau benar diberlakukan, China sudah pasti akan membalas dengan langkah serupa.

Sekali lagi aliran perdagangan global akan terhambat, mengingat AS dan China merupakan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Perlambatan ekonomi dunia akan semakin sulit untuk dihentikan.

Smber : cnbcnews

Selasa, 11 Juni 2019

PT KONTAK PERKASA - AS-China Masih Panas, Investor Berburu Emas


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 11/06/2019 - Kecemasan investor akan kepastian pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 mendatang membuat harga emas merangkak naik. Pasalnya, hubungan kedua negara masih panas.

Pada perdagangan Selasa (11/6/2019) pukul 09:00 WIB, harga emas kontrak pengiriman Agustus di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) menguat 0,29% menjadi US$ 1.333,1/troy ounce. Adapun harga emas di pasar spot naik 0,11% ke US$ 1.329,49/troy ounce.

Kemarin, harga emas COMEX dan spot anjlok masing-masing sebesar 1,25% dan 0,96%. Penyebab utamanya adalah risiko perang dagang AS-Meksiko yang akhirnya sirna, untuk sementara waktu.


Pemerintahan Trump telah menunda pengenaan bea impor atas produk Meksiko setelah adanya kesepakatan soal penanganan imigran ilegal. Meksiko dan AS sepakat untuk memperluas program Migration Protection Protocols (MPP). Protokol tersebut membuat warga Meksiko yang ingin mencari suaka ke AS harus menunggu di negara asal sampai urusan mereka selesai.

Selain itu Meksiko juga telah setuju untuk menempatkan personel keamanan untuk menjaga perbatasan, yang diketahui merupakan jalur utama imigran gelap.

Kini pelaku pasar kembali fokus pada isu yang jauh lebih besar, yaitu perang dagang AS-China. Trump kemarin mengatakan bahwa dirinya sangat siap untuk memberlakukan bea impor baru terhadap produk China apabila tidak ada kesepakatan yang dibuat pada pertemuan G20 mendatang.

"Ketegangan akan tetap ada di pasar hingga pertemuan negara G20. Tidak ada garansi bahwa masalah tersebut [perang dagang AS-China] akan membaik meskipun pimpinan kedua negara menggelar pertemuan," ujar Masahiro Ichikawa, strategis senior Sumitomo Mitsui DS Asset Management, mengutip Reuters.

Pada bulan lalu, AS dikabarkan telah mengkaji dampak penerapan bea impor 25% atas produk China senilai US$ 300 miliar terhadap perekonomian domestik. Bila, sekali lagi, perang dagang AS-China mengalami eskalasi maka dampaknya juga akan mendunia. Ekonomi global akan tumbuh lebih lambat dari yang sudah lambat. 

Di tengah kondisi yang serba tak pasti seperti ini, investor akan cenderung menahan emas, bahkan membeli lebih banyak. Pasalnya emas seringkali dijadikan pelindung nilai (hedging) karena nilainya yang relatif stabil.
smbr: cnbcnews

Kamis, 21 Maret 2019

Tertinggi Dalam 3 Pekan! Harga Emas Diangkat Sentimen Global


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 21/03/2019 - Pada perdagangan Kamis siang ini (21/3/2019), harga emas masih betah berada di atas awan.
Hingga pukul 13:00 WIB, harga emas kontrak April di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) melesat sebesar 1,30% ke posisi US$ 1.318,6/troy ounce, setelah melemah 0,37% kemarin (20/3/2019)
Adapun harga emas di pasar spot juga naik 0,49% ke posisi US$ 1.318,65/troy ounce, setelah menguat 0,45% pada perdagangan kemarin.

Selama sepekan harga emas di bursa COMEX dan spot telah menguat sebesar 1,81%. Sedangkan sejak awal tahun rata-rata kenaikan harga keduanya sebesar 2,86%.
Pada posisi saat ini, harga emas COMEX dan Spot sama-sama berada pada titik tertingginya sejak tiga minggu lalu, atau sejak 28 Februari 2019.

KONTAK PERKASA FUTURES




Dini hari tadi, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) mengumumkan hasil rapat bulanan yang telah digelar pada Selasa-Rabu (19-20/3/2019) lalu.

Sesuai dugaan, The Fed masih tetap menahan tingkat suku bunga acuan (Federal Funds Rate/FFR) pada kisaran 2,25-2,5% atau median 2,375%.

KONTAK PERKASA FUTURES
Akan tetapi, ternyata keadaan perekonomian yang masih belum kunjung membaik, alias masih lambat memaksa The Fed untuk memangkas proyeksi suku bunga hingga akhir tahun 2019.

Hal tersebut terlihat dari dot plot (proyeksi arah suku bunga jangka menegah) yang berubah. Jika pada dot plot Desember 2019 proyeksi suku bunga The Fed berada di median 2,875% pada akhir 2019, pada dot plot terbaru nilainya turun menjadi 2,375%.

KONTAK PERKASA FUTURES
Ini berarti kemungkinan besar, FFR masih akan terus bertahan pada level yang sekarang, bahkan hingga akhir tahun 2019.

Akibatnya, kejayaan dolar yang terjadi pada tahun 2018 menjadi tinggal kenangan yang sukar untuk diulangi. Kala itu, The Fed menaikkan suku bunga hingga empat kali. Dolar menjadi tak punya lawan sebanding.

Tak hanya itu, Gubernur The Fed, Jerome Powell juga menuliskan bahwa bank sentral akan mulai menghentikan program quantitative easing secara bertahap mulai Mei mendatang, hingga habis total pada bulan September.

Seperti yang telah diketahui, sejak akhir 2017, bank sentral AS rajin melepas kepemilikan obligasi untuk mengurangi neraca yang gemuk. Setiap bulan, The Fed mengurangi sekitar US$ 50 miliar kepemilikan obligasi mereka yang mencapai sekitar US$ 4 triliun.

Alhasil kala itu likuiditas dolar di pasar akan semakin ketat, karena uang mengalir ke dalam simpanan The Fed. Semakin langka dolar beredar, maka greenback juga makin jaya.

Dengan berakhirnya pengurangan neraca, dampaknya akan mirip dengan menahan suku bunga. Secara umum, ini dapat dilihat sebagai akhir dari normalisasi kebijakan moneter di AS.

Tanpa adanya normalisasi neraca, dolar akan sulit menahan tekanan-tekanan dari mata uang lain. Alias sulit menguat, bahkan rentan untuk terdepresiasi.

Sudah tentu keadaan ini membuat investor cenderung enggan untuk berlama-lama memegang dolar. Pasalnya, jika nilainya terdepresiasi, maka nilai kekayaan akan tergerus.

Emas pun menjadi gencar diburu investor karena sifatnya yang sering dijadikan pelindung nilai. Maklum, fluktuasi nilai emas memang relatif rendah dibandingkan instrumen beresiko lainnya.

Selain itu meningkatnya risiko perekonomian global juga semakin memantapkan hati investor untuk kembali mengoleksi emas.

Senin, 11 Maret 2019

Arah Ekonomi Tak Pasti, Investor Wait & See Beli Emas

PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 11/03/2019 - Harga emas kontrak April di bursa COMEX pada Senin pagi ini (11/3/2019) terkoreksi terbatas 0,07% ke posisi US$ 1.298,4/troy ounce, setelah melesat 1,03% pada perdagangan akhir pekan lalu (8/3/2019).

Selama sepekan, harga emas telah naik 0,85% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun juga tercatat menguat 1,33%.



BACA JUGA :

Emas Bertahan Dekati Tertinggi 1-Pekan Pasca Data Payroll AS


Kondisi perekonomian dunia yang tidak menentu membuat investor masih enggan untuk melepas emas lebih banyak.

Setelah pemerintah China menurunkan target pertumbuhan ekonomi tahun 2019 menjadi 6-6,5% (dari yang semula 6,5%), Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) melakukan hal serupa.

KONTAK PERKASA

Pada Kamis (7/3/2019), Presiden ECB, Mario Draghi mengumumkan target pertumbuhan Zona Euro menjadi 1,1%, dari yang semula 1,7%. Lebih lanjut dirinya juga mengatakan akan menahan suku bunga acuan setidaknya hingga awal 2020.

Bahkan Draghi melontarkan pernyataan yang mengonfirmasi ketidakpastian ekonomi global.

"Kita beraa di dalam masa keberlanjutan pelemahan dan ketidakpastian," ujar Presiden ECB, Mario Draghi dalam sebuah konferensi pers, mengutip Reuters.

Alhasil, harga emas yang biasa dijadikan sebagai pelindung nilai kala ekonomi tak menentu mendapat energi positif.
KONTAK PERKASA

Namun optimisme damai dagang AS-China yang kian memuncak juga masih memberi tarikan ke bawah pada pergerakan harga emas. Pasalnya bila hubungan dagang dua negara ekonomi terbesar di dunia kembali lancar, maka rantai pasokan global juga akan terdampak. Ekonomi bisa di gas.

Rabu, 13 Februari 2019

Harga Emas Tak Gerak, Investor Tunggu Perkembangan AS-China


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 13/02/2019 -  Harga emas siang hari ini (13/2) masih cenderung stagnan. Hingga pukul 08:30 WIB, harga emas kontrak April di pasar COMEX naik terbatas 0,02% ke posisi US$ 1.314,1/troy ounce, setelah ditutup menguat 0,16% pada perdagangan kemarin (12/2).

Selama sepekan, harga emas telah turun sebesar 0,02% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun harga komoditas ini tercatat naik 2,57%.



PT KONTAK PERKASA

Meskipun aura damai dagang Amerika Serikat-China terbilang masih positif, namun investor masih cenderung enggan untuk melepas emas.

Pasalnya kemungkinan kembali panasnya hubungan dagang antara kedua raksasa ekonomi dunia tersebut masih terbuka.

Apalagi Presiden AS Donald Trump mengatakan tidak akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping sebelum 1 Maret.

PT KONTAK PERKASA

Menurut Bob Haberkom, strategist pasar senior di RJO Futures, harga emas akan cenderung tak banyak bergerak sembari menunggu hasil dari perundingan dagang AS-China, seperti yang dilansir dari Reuters.

Selasa, 12 Februari 2019

Risiko Global Hentikan Tren Bearish Harga Emas Antam


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 12/01/2019 - Harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik tipis Rp 1.000 menjadi Rp 617.000 per gram, dari sebelumnya Rp 616.000 per gram pada akhir pekan lalu. 

Penguatan kali ini lebih didasari oleh gejolak pasar investasi global yang kembali memanas dan berpengaruh di dalam negeri, sedangkan harga komoditas emas dunia justru terkoreksi pagi ini menjadi US$ 1.311 per troy ounceperd olar  AS, dari pekan lalu US$ 1.310 per troy ounce.

KONTAK PERKASA FUTURES

Penguatan ini menjadi penguatan pertama harga emas Antam sejak akhir Januari.
 
Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung di situs logammulia milik Antam hari ini 11/2/19), harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram menguat menjadi Rp 61,7 juta dari harga kemarin Rp 6,16 juta per batang.  

Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda. 
ProdukGramHarga per gram 8 Feb 19 (Rp)Harga per gram 11 Feb 19 (Rp)Selisih (%)
Emas Batangan0,5714,000715,0000.14%
Emas Batangan1665,000666,0000.15%
Emas Batangan2639,500427,000-33.23%
Emas Batangan3632,333633,3330.16%
Emas Batangan5629,000630,0000.16%
Emas Batangan10622,500623,5000.16%
Emas Batangan25618,200619,2000.16%
Emas Batangan50616,700617,7000.16%
Emas Batangan100616,000617,0000.16%
Emas Batangan250615,000616,0000.16%
Emas Batangan500614,600615,6000.16%
Emas Batangan1,000614,600615,0000.07%
Harga beli kembali-587,000589,0000.34%
Sumber: Logammulia  

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam juga naik menjadi Rp 589.000 dari sebelumnya Rp 587.000 pada periode yang sama.  
Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut. 
Untuk jenis lain, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama. 
Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota, dari Medan hingga Makassar.  
Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. 

Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.
 

KONTAK PERKASA FUTURES
Naiknya harga emas ukuran kecil itu mengindikasikan risiko yang menguat akhir pekan lalu.  
Beberapa faktor yang memengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.  
Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.