Tampilkan postingan dengan label GOLD. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label GOLD. Tampilkan semua postingan

Rabu, 19 Juni 2019

PT KONTAK PERKASA - Investor Ogah Main Aman, Harga Emas Turun


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 19/06/2019 - Harga emas global terkoreksi seiring adanya kabar positif terkait hubungan dagang Amerika Serikat (AS)-China. Namun keyakinan penurunan suku bunga acuan Bank Sentral AS The Federal Reserves/The Fed dapat membatasi koreksi tersebut.

Pada perdagangan Rabu (19/6/2019) pukul 10:00 WIB, harga emas kontrak pengiriman Agustus di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) melemah 0,28% ke posisi US$ 1.346,9/troy ounce. Adapun harga emas di pasar spot turun 0,2% menjadi US$ 1.343,33/troy ounce.
pt kontak perkasa
Kemarin, Presiden AS Donald Trump menyatakan dirinya telah melakukan percakapan yang sangat positif dengan Presiden China Xi Jinping melalui sambungan telepon. Lebih lanjut, dirnya juga mengatakan akan bertemu secara khusus dengan Xi Jinping pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pekan depan.
PT KONTAK PERKASA
Meskipun tampaknya kesepakatan yang bisa mengakhiri perang dagang masih jauh, tetapi setidaknya dua pemimpin negara sudah mau kembali berdialog. Dengan begitu risiko eskalasi perang dagang dapat sedikit diredam. Investor bisa mendapat keberanian untuk masuk ke aset-aset berisiko, seperti saham.
Beralih ke AS, pelaku pasar juga masih menantikan hasil rapat komite pengambil kebijakan The Fed (Federal Market Open Commitee/FOMC) edisi Juni yang akan diumumkan hari Rabu (19/6/2019) waktu setempat atau Kamis (20/6/2019) waktu Indonesia.

Soal suku bunga acuan (Federal Funds Rate/FFR), pelaku pasar sebenarnya masih yakin tidak akan berubah pada rapat edisi Juni. Namun pidato Gubernur The Fed, Jerome Powell amat dinantikan. Proyeksi serta pandangan The Fed tentang kondisi perekonomian AS dan global dapat menjadi landasan untuk mengambil langkah investasi.

Bila saja nada-nada nan dovish kembali keluar dari mulut Powell, kemungkinan penurunan FFR tahun ini semakin besar. Bahkan pelaku pasar sudah yakin The Fed akan menurunkan FFR pada rapat FOMC bulan depan. 
Tanpa adanya suku bunga yang memadai, kekuatan dolar bisa berkurang dan rentan terkoreksi akibat tekanan mata uang lain. Risiko koreksi nilai aset yang berbasis dolar pun kian membuncah.

Alhasil investor masih cenderung mempertahankan emas sebagai instrumen safe haven, sehingga harganya tidak jatuh terlalu dalam. Pun sekarang harga emas masih bertengger di dekat posisi tertinggi sejak Februari 2019.
Smber :  cnbcnews

Senin, 17 Juni 2019

PT KONTAK PERKASA - Investor Wait and See, Harga Emas Tetap Tinggi


PT KONTAK PERKASA FUTURES BALI 17/06/2019 -  Pergerakan harga emas masih terbatas dengan kecenderungan melemah seiring dengan pengumuman penjualan ritel Amerika Serikat (AS) yang gemilang. Sementara risiko eskalasi perang dagang AS-China masih membuat aset-aset safe haven, termasuk emas, memiliki daya tarik bagi investor.
PT KONTAK PERKASA

Pada Senin (17/6/2019) pukul 10:00 WIB, harga emas kontrak pengiriman Agustus di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) turun tipis 0,05% ke posisi US$ 1.342,8/troy ounce. Sedangkan harga emas di pasar spot terkoreksi terbatas 0,07% menjadi US$ 1.340,36/troy ounce.

Akhir pekan lalu (14/6/2019), Kementerian Perdagangan AS mengumumkan pertumbuhan penjualan ritel Mei sebesar 0,5% month-on-month. Meskipun sedikit berada di bawah prediksi konsensus yang sebesar 0,6%, tetapi penjualan ritel April direvisi menjadi positif 0,3% dari yang sebelumnya negatif 0,2%.




Perubahan tersebut lantas membuat perhitungan investasi juga ikut berubah. Kekhawatiran pelaku pasar akan kondisi ekonomi AS yang semakin memburuk dapat sedikit diredam.

Data tersebut juga semakin memperkuat keyakinan bahwa pada pengumuman hasil rapat Bank Sentral AS, The Federal Reserves/The Fed, suku bunga acuan  ditahan di kisaran 2,25%-2,5%.

Mengutip FedWatch CME per 17 Juni 2019, probabilitas The Fed menahan suku bunga pada bulan ini mencapai 80,8% atau naik dari posisi akhir pekan lalu yaitu 76,7%. Bila suku bunga tidak berubah, artinya kekuatan dolar AS dapat dipertahankan. Setidaknya untuk sementara waktu. Alhasil pelaku pasar masih cenderung wait and see menunggu kepastian arah gerak suku bunga.

Di sisi lain, nasib hubungan dagang AS-China yang masih tak jelas juga memberikan sokongan energi positif pada harga emas. Hingga saat ini, pertemuan antara Presiden AS, Donald Trump dan Presiden China, Xi Jinping belum pasti.

Trump berkali-kali menyatakan kemungkinan pertemuannya dengan Jinping di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 28-29 Juni 2019 nanti. Namun pemerintah China belum mengonfirmasi rencana tersebut.

Bila sampai tidak ada perkembangan yang positif terkait perundingan dagang, eskalasi perang bea impor bisa terjadi lagi.

Kantor Perwakilan Dagang AS akan melakukan jajak pendapat dengan melibatkan pengusaha ritel, perusahaan manufaktur, dan pelaku bisnis lainnya terkait rencana penetapan bea masuk 25% pada produk China senilai US$ 325 miliar. Sebelumnya, produk-produk tersebut bebas tarif alias bukan merupakan objek perang dagang. Jajak pendapat akan berlangsung selama 7 hari.

Sudah ada gejala-gejala bahwa tarif baru bisa saja ditetapkan oleh AS. Kalau benar diberlakukan, China sudah pasti akan membalas dengan langkah serupa.

Sekali lagi aliran perdagangan global akan terhambat, mengingat AS dan China merupakan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Perlambatan ekonomi dunia akan semakin sulit untuk dihentikan.

Smber : cnbcnews